... Semakin hari masalah pengangangguran semakin meresahkan masyarakat yang mengalaminya secara langsung...
Jakarta (ANTARA News) – Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I)  berkomitmen turut membantu pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi masalah pengangguran di Tanah Air melalui penyiapan generasi muda berpendidikan tinggi yang siap kerja.

"Alhamdulillah sampai saat ini sudah puluhan ribu lulusan LP3I yang bekerja di perusahaan-perusahaan swasta dan BUMN di Jakarta dan di berbagai daerah lainnya di Indonesia," kata Komisaris Utama LP3I, Dr HM Syahrial Yusuf, di Jakarta, Selasa.    
          
Yusuf adalah pemilik sekaligus pendiri LP3I yang menjadi pelopor pendidikan link and match antara dunia pendidikan dan dunia usaha di Indonesia. Sebagian besar lulusan lembaga pendidikan yang dipimpinnya dikenal relatif mudah terserap dunia kerja, khususnya untuk tingkat manajemen madya.   
          
Pria asal Labuhan Batu Sumatera Utara itu menjelaskan, pendidikan link and match adalah sistem pendidikan yang bentuk kegiatannya dipersiapkan agar alumni lembaga pendidikan dimaksud siap kerja dan mata kuliahnya disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia kerja.
          
Di sisi lain para mahasiswanya juga diberikan materi mengenai pengetahuan praktis serta sikap dan perilaku yang sesuai dengan kebutuhan kerja. Dalam kaitan itu pula proses pengajarannya lebih banyak berupa praktek daripada teori dengan perbandingan 70 persen praktek dan 30 persen teori.
          
Menurut dia, fenomena tidak tertampungnya banyak lulusan pendidikan tinggi, terutama yang bergelar sarjana di dunia kerja di Indonesia bukan cerita pada era tahun 2000-an saja. Bila dirunut ke belakang, sebenarnya gejala tersebut sudah mulai muncul ke permukaan sekitar duapuluhan tahun sebelumnya.
          
"Semakin hari masalah pengangangguran semakin meresahkan masyarakat yang mengalaminya secara langsung. Namun hingga menjelang akhir 1980-an belum ada pihak yang merasa benar-benar terpanggil untuk menyelesaikan masalah tersebut," katanya.
          
Banyak pihak merasa yakin model pendidikan yang dijalankan di perguruan tinggi pada saat itu masih merupakan model terbaik. Kenyataannya, terdapat kesenjangan antara pendidikan dengan dunia kerja, dan masalah itu harus segera diatasi. Atas dasar itu dia mendirikan LP3I pada 29 Maret 1989 dengan kampus pertama di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. 
          
Sementara itu pengakuan dari dunia industri terhadap lembaga pendidikan itu tercermin dari semakin banyaknya perusahaan yang merekrut lulusan LP3I seperti BCA, Trakindo, Cocacola, PT Blue Bird, PT Asahi Mas, PT Krakatau Steel, PT Pos Indonesia, dan Perum Pegadaian, bahkan ada lulusannya yang diterima sebagai tenaga IT (teknologi informasi) di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
          
Di sisi lain pengakuan juga datang dari dunia pendidikan dalam dan luar negeri melalui kerjasama transfer kredit dan konversi mata kuliah, sedangkan pilihan bidang studi di antaranya administrasi bisnis, kesekretariatan, manajemen perkantoran, keuangan, dan perbankan syariah, hubungan masyarakat, dan manajemen perpajakan, dengan masa kuliah selama dua tahun. (A015).

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012