Stasiun TV pendidikan

Sesungguhnya EBS bukanlah stasiun televisi hiburan, melainkan jaringan televisi pendidikan milik pemerintah.

"Korea Selatan punya 4 stasiun TV publik yaitu KBS, MBC, SBS dan EBS dan program kami sangat unik karena kami fokus pada konten pendidikan," kata Managing Director EBS Hyun Kim pada 31 Mei 2022.
Rumah Pengsoo di stasiun TV Educational Broadcasting System (EBS), Goyang, Korea Selatan pada 31 Mei 2022. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)


Baca juga: Indonesia-Korsel sepakati "travel corridor" untuk perjalanan bisnis

Kim menyampaikan hal tersebut saat menerima kunjungan "The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea" yaitu program bentukan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation yang diikuti oleh 9 jurnalis asal Indonesia.

"Cara bicara Pengsoo sangat berbeda, dia membuat jokes ke orang tanpa sungkan tapi sekaligus mengajarkan apa yang benar," ungkap Kim.

Baca juga: Korea Selatan siap curi hati wisatawan Indonesia usai pandemi corona

Sebelum Pengsoo, EBS juga punya program favorit untuk anak-anak yaitu "Pororo the Little Penguin" yang merupakan serial animasi buatan rumah produksi Iconix Entertaiment dan ditayangkan di EBS sejak 2003.

Serial tersebut mengisahkan mengenai petualangan Pororo dan teman-temannya yang tinggal di desa bersalju Porong Porong Forest. Mereka sering menghadapi tantangan serta mempelajari pelajaran praktis dan moral dalam setiap episode dengan target penonton anak-anak usia 2-6 tahun.

Tayangan Pororo juga sudah ditampilkan di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Brazil, Italia, Belanda, Polandia, Jepang, Portugal, Rusia, Turki hingga negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada 2014 Pororo pun terpilih sebagai maskot transportasi publik di Seoul.
Maskot Pororo the Little Penguin di kantor stasiun TV EBS, Goyang, Korea Selatan pada 31 Mei 2022. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)


"Karakter Pororo itu imut, lagu-lagu di dalam tayangannya sederhana dan yang penting adalah punya kandungan pendidikan sehingga pada saat yang sama menghibur dan memberikan edukasi," kata Global Business Marketing Manager EBS Sun A Kim.

Meski saat ini banyak anak-anak beralih menonton konten di YouTube, namun Kim menyebut masih banyak anak yang menonton televisi, termasuk EBS.

Baca juga: Liburan tanpa ribet di Korea Selatan lewat aplikasi

"Jadi mereka nonton TV maupun youtube, tayangan keduanya saling melengkapi," ungkap Kim.

Sesungguhnya perjalanan EBS sebagai stasiun televisi pendidikan dimulai sejak Juni 1951, yaitu pada masa perang Korea. EBS menyediakan layanan pendidikan di Busan kemudian dilanjutkan dengan siaran pendidikan sekolah lewat radio pada 1974.

Pada 1980 EBS memulai kanal TV teresterial (menggunakan gelombang radio melalui pemancar atau antena televisi UHF konvensional) sedangkan pada 1997 dimulai penyiaran melalui satelit di kanal EBS Plus 1 dan EBS Plus 2.

Selanjutnya pada 2001, EBS memulai siaran TV digital dengan kualitas gambar yang lebih bersih dan suara lebih jernih, pada 2004 EBS memulai siaran di internet yaitu di www.EBSi.co.kr sehingga mudah ditonton di ponsel maupun perangkat mobile lainnya.

Mulai 2021, EBS diminta pemerintah Korsel untuk membuat kelas daring bagi para murid sekolah yang harus belajar dari rumah karena pandemi. Totalnya EBS punya 3 kanal teresterial dan 4 kanal TV satelit dan masih didukung dengan 10 aplikasi selular dan 3 situs internet.

Misi yang diemban EBS adalah untuk melengkapi pendidikan sekolah, pendidikan seumur hidup dan pembangunan pendidikan demokratis.

Konten yang dihasilkan EBS adalah beragam program anak-anak usia pra-sekolah, sekolah dasar, program dokumenter, maupun konten budaya bagi masyarakat.


Baca juga: Korea Selatan tawarkan festival lumpur khusus pada musim panas

Baca juga: Lima jalanan yang sedang trendi di Korea Selatan

Baca juga: "TeKo Nang Jawa", tur promosi budaya Korsel lewat jalur darat

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022