Jakarta (ANTARA News) - Para penonton termasuk Duta Besar RI untuk Swiss Djoko Susilo mengagumi film dokumentar "Avant Premiere" yang berjudul "Edis Paradies 3" usai menyaksikan pemutaran film itu di sebuah bioskop di Sihlcity, Zurich.

Siaran pers KBRI di Zurich yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis, menyebutkan, film yang diproduksi Otto C. Honneger untuk sebuah stasiun televisi terbesar di Swiss: SF bercerita tentang surga yang terletak di daerah Raja Ampat, di bagian timur Indonesia.

Edi Frommenwilier, seorang penyelam Swiss, beserta timnya membuat film itu yang mengundang decak kagum penonton.

Film dokumentar itu merupakan bagian ke-3 setelah sebelumnya pada tahun 2004 Edis Paradies 1 dibuat dan menyusul tahun 2008 Edis Paradies 2.

Duta Besar Djoko Susilo menyatakan rasa bangganya atas pemutaran film itu.

Menurut dia, pemutaran film itu merupakan promosi yang sangat baik bagi tujuan wisata co-tourism di Indonesia.

Raja Ampat yang terletak di Provinsi Papua diibaratkan seluas wilayah Swiss dengan hanya berkisar 50.000 penduduk dan juga sebagai "Amazon" dunia bawah laut, dengan beragam jenis ikan yang jarang ditemui, belum lagi dengan keindahan tanaman bawah laut serta beraneka ragam karang yang masih terawat dengan baik.

Edi Frommenwiler yang fasih berbahasa Indoensia membangun kapal pertama kali di Indonesia 20 tahun lalu untuk mengunjungi daerah itu.

Dalam film itu juga ditayangkan mengenai kegiatan organisasi lingkungan hidup yang bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat dalam memberikan pendidikan lingkungan kepada penduduk, terutama kepada anak-anak sebagai generasi penerus untuk pengelolaan laut secara berkelanjutan.

Tim Edis Paradies 3 terdiri atas kameramen Edi Frommenwiler dan Otto C. Honegger, kolaborasi Marion Frederick Honegger, editor Angelo Prinz, suara (dubbing) Ester Heeb dan komposisi musik Martin Villiger.

(M016)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012