Jakarta (ANTARA) - Wakil Dekan Bidang Akademik FHISIP Universitas Terbuka (UT) Hendrikus Ivoni Bambang Prasetyo SSos MSi mengatakan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memberikan wawasan baru pada mahasiswa.

“Selama ini mahasiswa hanya berkutat di program studinya masing-masing. Namun sejak kepemimpinan Mas Menteri (Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim), diberikan kemerdekaan pada mahasiswa,” ujar Hendrikus dalam gelar wicara terkait Implementasi MBKM di UT di Tangerang Selatan, Banten, Senin.

Baca juga: Presiden targetkan 150 ribu peserta magang kampus merdeka pada 2022

Dengan kebijakan tersebut, kata dia, mahasiswa diberikan keleluasaan untuk belajar di dalam program studinya maupun di luar program studinya bahkan di luar kampusnya. Program tersebut dapat diikuti oleh mahasiswa program sarjana UT.

“Program ini memberikan pengalaman pada mahasiswa serta wawasan baru pada mahasiswa,” kata dia.

Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi UT Kurnia Endah Riana SE MCom mengatakan mahasiswa perlu dibekali keahlian program studi lebih dulu baru kemudian mengikuti MBKM.

Baca juga: Kemendikbudristek dorong adanya kolaborasi wujudkan Kampus Merdeka

“MBKM ini dirancang untuk mahasiswa semester lima, enam atau tujuh. Pada semester inilah mahasiswa dapat mengikuti program Kampus Merdeka, yang mana mahasiswa sudah dibekali dengan keterampilan yang ada di program studi,” kata dia.

Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Sain dan Teknologi UT Dr Ernik Yuliana SPi MT mengatakan mahasiswa yang mengikuti MBKM akan diakui dengan dilakukan konversi nilai.

“Nilai itu akan tercantum pada transkrip nilai. Jadi jangan khawatir, teman-teman yang mengikuti MBKM,” kata Ernik.

Baca juga: Indonesia dorong penerapan Kampus Merdeka dalam kancah global

Ernik mendorong mahasiswa yang sudah berada di semester lima ke atas untuk mengikuti program MBKM. "Program tersebut memberikan keleluasaan pada mahasiswa untuk menekuni bidang yang disukainya," kata dia.

Pewarta: Indriani
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022