Banjarmasin (ANTARA News) - Ketua Umum Palang Merah Indonesia Pusat HM Jusuf Kalla mengingatkan agar pemerintah maupun masyarakat Kalimantan Selatan hati-hati dalam mengelola tambang batu bara.

"Hati-hati dalam mengelola tambang batu bara karena salah-salah justru daerah ini akan sering terjadi bencana," kata Jusuf Kalla dalam sambutan pelantikan ketua dan pengurus PMI Kalsel periode 2012-2016 di Banjarmasin Minggu.

Menurut dia, Kalimantan pada umumnya merupakan daerah yang terbebas dari bencana gempa bumi dan letusana gunung merapi, namun cukup riskan dengan bencana banjir.

Seringnya terjadi bencana banjir tersebut, kata dia, tidak menutup kemungkinan karena kesalahan dalam mengelola sumber daya alam termasuk tambang batu bara dan hutan di daerah ini.

"Untuk itu pengelolaan tambang harus dilakukan dengan serius sebagaimana ketentuan lingkungan yang telah disyaratkan," katanya.

Sebelumnnya diberitakan, Kalsel merupakan salah satu provinsi langganan banjir sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia.

Beberapa peneliti mengatakan, seringnya terjadi banjir di Kalsel antara lain disebabkan maraknya penambangan batu bara di sebagian besar kabupaten di provinsi ini juga terus berkurangnya tutup lahan.

Kedatangan Jusuf Kalla ke Banjaramasin bersama dengan Ny Mufidah Jusuf Kalla mendapatkan sambutan dari sebagian besar tokoh dan pejabat dan pengusaha di daerah ini.

Ketua PMI Kalsel periode 2012-2016 yang baru dilantik, yang juga anggota DPR-RI Gusti Iskandar Sukma Alamsyah mengatakan, eksploitasi tambang batu bara dan hutan harus tetap menjaga kelestarian lingkungan.

"Jangan sampai eksploitasi tambang secara besar-besaran justru akan memperburuk kondisi lingkungan di Kalsel," katanya.

Sebelumnya, untuk menahan laju kerusakan lingkungan di Kalsel akibat tambang, rapat koordinasi Litbang regional Kalimantan dengan narasumber dari Kementerian Riset dan Teknologi menetapkan Kalsel sebagai pusat pengembangan teknologi batu bara.

Melalui teknologi tersebut, diharapkan batu bara yang keluar dari Kalsel bukan lagi berupa raw materal atau batu bara mentah tetapi sudah berupa bahan jadi maupun setengah jadi.

Bahkan diharapkan kedepan Kalsel tidak lagi mengekspor batu bara tetapi berupa energi seperti listrik dan lainnya, sehingga masyarakat Kalsel akan mendapatkan nilai tambah yang lebih besar.(ANT)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012