di tengah risiko kemiskinan meningkat, kehadiran BPJS Kesehatan sebagai tumpuan masyarakat
Jakarta (ANTARA) - BPJS Kesehatan menyampaikan bahwa kolaborasi dan inovasi membuat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) semakin besar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa JKN merupakan wujud kehadiran negara untuk memberikan layanan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ia mengatakan, tidak dapat dipungkiri bahwa penyelenggaraan JKN yang kini berjalan delapan tahun penyelenggaraannya mendapati berbagai tantangan dalam menjamin kesehatan masyarakat Indonesia.

Kendati begitu, lanjut dia, program JKN bersama dengan BPJS Kesehatan sebagai penyelenggaranya tidak henti melakukan perbaikan-perbaikan dan inovasi untuk meningkatkan kualitas dari berbagai sisi.

Baca juga: HUT ke-54, BPJS Kesehatan hadirkan layanan hingga ujung negeri
Baca juga: Kemenko PMK: Tahun 2024 peserta Program JKN capai 98 persen penduduk

Dalam sewindu mengemban amanah penyelenggaraan Program JKN-KIS, Ghufron mengatakan, tentu saja BPJS Kesehatan tidak bisa sendirian dalam menyelenggarakan Program JKN-KIS.

"Program JKN-KIS adalah program strategis pemerintah yang melibatkan peran berbagai pemangku kepentingan, sehingga upaya kolaborasi adalah hal yang mutlak kami lakukan," ujar Ghufron dalam Pidato Kelembagaan saat Upacara Peringatan HUT ke-54 BPJS Kesehatan, di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Jumat.

Ia mengemukakan, kolaborasi ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, kementerian/lembaga, mitra perbankan, dan tentunya seluruh elemen dalam ekosistem JKN termasuk peserta dan masyarakat umum.

Pada hari yang sama, juga dilaksanakan Syukuran Puncak HUT ke-54 BPJS Kesehatan dan penyerahan Penghargaan dari MURI kepada BPJS Kesehatan atas rekor dan kesuksesannya menggelar Pekan Senam Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) bagi Peserta JKN Serentak (Pekan Semangat) di 5.400 titik pada Selasa 12 Desember 2021 lalu. Pelaksanaan senam bagi peserta penyakit kronis itu meraih rekor dengan titik lokasi pelaksanaan terbanyak se-Indonesia.

Deputi III Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan, Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprapto yang hadir dalam acara syukuran itu mengatakan capaian yang diraih BPJS Kesehatan sangat luar biasa di tengah berbagai dinamika khususnya kondisi pandemi dan penurunan ekonomi global.

"Di tengah risiko kemiskinan meningkat, kehadiran BPJS Kesehatan sebagai tumpuan masyarakat untuk hadir menjamin layanan kesehatan, ini sangat luar biasa," kata Agus Suprapto yang mewakili Menko PMK Muhadjir Effendi.

Baca juga: Dirut BPJS Kesehatan minta kenaikan iuran ditinjau komprehensif
Baca juga: Dirut BPJS Kesehatan: Konsep KRIS perlu dipersiapkan matang

Ia menambahkan, disparitas layanan kesehatan, permasalahan kesehatan dasar kini menjadi PR (pekerjaan rumah) bersama dan diharapkan keberadaan JKN dapat mendukung dalam upaya menyelesaikannya.

"Selamat untuk BPJS Kesehatan yang telah hadir dan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia," ujarnya.

Tepat 15 Juli 2022, BPJS Kesehatan memperingati hari jadinya yang ke-54. Selama 54 tahun berdiri, BPJS Kesehatan melakukan beberapa transformasi, bermula dari Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK) pada tahun 1968 yang hanya memberikan jaminan kesehatan pada para aparatur sipil negara (ASN) dan keluarganya.

Kemudian menjadi lembaga negara Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk mengimplementasikan Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage) bagi seluruh masyarakat Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945.

Oleh karena itu pada hari jadinya yang ke-54, BPJS Kesehatan mengangkat tema "Kolaborasi dan Inovasi JKN Kebanggaan Indonesia" sebagai upaya untuk menjaga Program JKN agar berkelanjutan yang dilakukan secara bersama-sama.

Baca juga: BPJS Kesehatan pertahankan predikat WTM dalam capaian layanan 2021
Baca juga: BPJS Kesehatan: Penghapusan kelas rawat inap tidak bisa tergesa-gesa

​​​​​​
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022