Diperlukan pendekatan dan sosialisasi yang masif kepada masyarakat terutama semua kelompok masyarakat agar bisa mengubah persepsi
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyatakan penerapan ekonomi sirkular memerlukan pendekatan dan sosialisasi yang masif kepada seluruh kelompok masyarakat agar mereka dapat turut berkontribusi.

“Diperlukan pendekatan dan sosialisasi yang masif kepada masyarakat terutama semua kelompok masyarakat agar bisa mengubah persepsi,” katanya kepada Antara di Jakarta, Senin.

Yusuf menegaskan hal tersebut harus dilakukan mengingat tantangan penerapan ekonomi sirkular ke masyarakat sebenarnya lebih kepada persepsi dan pilihan yang berada di tangan masing-masing masyarakat.

Pemerintah harus mampu membentuk gambaran yang positif terhadap ekonomi sirkular agar masyarakat semangat menerapkan kebijakan ini.

Terlebih lagi, penerapan ekonomi sirkular mengedepankan penggunaan bahan yang tidak baru dan mengisi ulang produk tertentu sehingga bukan sesuatu yang sering dilakukan oleh masyarakat selama ini.

Tak hanya itu, Yusuf mengatakan masyarakat juga perlu tahu konsekuensi atau akibat yang didapat jika program ekonomi sirkular ini tidak dijalankan oleh pemerintah.

Selain kerugian, masyarakat pun perlu tahu secara detail manfaat dari penerapan kebijakan ini seperti membayar dengan harga lebih murah apabila membeli produk yang merupakan hasil dari ekosistem ekonomi sirkular.

“Pendekatan-pendekatan inilah yang saya kira bisa digunakan untuk membuka wawasan masyarakat terkait program ini,” tegasnya.

Sementara untuk produk yang dijual, Yusuf menuturkan sebenarnya terdapat beberapa perusahaan besar yang sudah menerapkan ekonomi sirkular dengan program isi ulang ketika ingin menjual produknya.

Di sisi lain, program isi ulang tersebut belum banyak dijumpai secara luas oleh masyarakat Indonesia dan mayoritas hanya ada di kota-kota besar saja.

“Sehingga untuk memastikan program ini bisa berjalan dengan menambah penjualan produk kehidupan sehari-hari yang bisa diisi ulang maka perlu menjadi pertimbangan terutama bagi pelaku usaha swasta,” jelas Yusuf.

Sebagai informasi, ekonomi sirkular merupakan model industri baru dengan fokus pada reducing, reusing dan recycling yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah. Penerapan ekonomi sirkular menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) yaitu penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen melalui dukungan internasional pada 2030.


Baca juga: Core: Pelaku usaha perlu penyesuaian penerapan ekonomi sirkular
Baca juga: Menko Airlangga sebut ekonomi sirkular dapat tingkatkan PDB Indonesia
Baca juga: Akses finansial dan teknologi dibutuhkan untuk dukung ekonomi sirkular


Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022