Jakarta (ANTARA) - Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) belum merekomendasikan program vaksinasi dosis empat kepada masyarakat umum sebab cakupan vaksin primer dan dosis penguat (booster) yang belum terpenuhi.

"ITAGI belum merekomendasikan vaksinasi dosis keempat. Cakupan dosis pertama sudah bagus 90-an persen, dosis kedua agak rendah meskipun sudah lumayan juga, sudah 81 persen," kata Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro yang dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Sedangkan vaksinasi booster di Indonesia hingga hari ini baru mencapai 53,89 juta jiwa lebih atau setara 25,88 persen dari target 208 juta jiwa lebih.

Baca juga: Pertimbangan vaksin dosis empat karena prediksi pandemi berkepanjangan

Sri mengatakan hingga saat ini ITAGI belum diminta tanggapan oleh Kementerian Kesehatan RI perihal dosis keempat atau booster kedua untuk masyarakat umum.

"Sebetulnya secara resmi belum ditanyakan kepada kami. Kalau ngobrol-ngobrol iya," ujarnya.

ITAGI pernah memberikan kajian kepada Kemenkes terkait dosis empat hanya untuk masyarakat yang berisiko tinggi, misalnya lansia di atas 65 tahun, masyarakat dengan komorbid maupun gangguan imun tubuh.

"Itu yang dianjurkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tapi kan setiap negara lain punya kesimpulannya sendiri. Seperti di Thailand, tren wisata yang mumpuni ya jadi pegawai wisata itu didahulukan untuk dosis empat," katanya.

Baca juga: ITAGI: Booster untuk pertahankan daya tahan tubuh

Terkait situasi di Indonesia, Sri meminta pemerintah untuk memperhatikan cakupan vaksinasi dosis lengkap primer maupun dosis ketiga booster yang belum tercapai.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan vaksin dosis empat untuk masyarakat umum mulai dipertimbangkan pemerintah sebab adanya prediksi pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.

"Beberapa negara sudah mulai dosis empat atau booster kedua. Perencanaan itu sudah ada pertimbangannya di Indonesia, karena pandemi jangka panjang," kata Mohammad Syahril yang dikonfirmasi via telepon di Jakarta, Jumat.

Syahril mengatakan sejumlah pakar epidemiologi memperkirakan status pandemi COVID-19 di dunia akan berlangsung dalam waktu yang cukup panjang.

Baca juga: ITAGI: Pengulangan vaksinasi sasaran 'drop out' agar antibodi optimal

Sementara, para pakar ilmu kesehatan telah menyimpulkan bahwa vaksin COVID-19 dosis lengkap primer serta dosis penguat (booster) sebagai penambah daya tahan tubuh dapat menurun dalam waktu enam bulan.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022