London (ANTARA) - Sterling menguat menuju level tertinggi satu bulan pada Senin, karena sentimen positif di pasar keuangan yang lebih luas membantu pound Inggris dan ketika para pedagang bersiap untuk pertemuan kebijakan bank sentral Inggris (BoE) minggu ini dimana diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga.

Investor telah beralih memperkirakan peluang 80 persen untuk kenaikan 50 basis poin (bps) dari BoE, yang akan mengumumkan keputusannya pada Kamis (4/8/2022), karena pembuat kebijakan secara global mempercepat laju kenaikan suku bunga guna melawan inflasi yang melonjak.

Pound sedikit tergerak oleh data survei pada Senin yang menunjukkan output manufaktur Inggris dan pesanan baru turun pada Juli pada tingkat tercepat sejak Mei 2020, dengan ekspektasi untuk ekonomi yang melambat diperkirakan oleh banyak pedagang.

Pada pukul 08.30 GMT, sterling diperdagangkan 0,2 persen lebih tinggi terhadap dolar di 1,2206 dolar, mendekati level tertinggi satu bulan di 1,2245 dolar yang dicapai pada Jumat (29/7/2022).

Terhadap euro, sterling naik tipis 0,1 persen menjadi 83,87 dekat level tertinggi tiga bulan di 83,46 yang disentuh pada Kamis (28/7/2022).

Baca juga: Dolar AS menguat karena sentimen risiko memburuk, pound sterling jatuh

"Memperkirakan sedikit pendekatan menunggu dan melihat dalam aksi harga pound sterling menjelang pengumuman suku bunga bank sentral Inggris pada Kamis (4/8/2022). Melihat ekspektasi suku bunga menunjukkan bahwa pasar sekarang sepenuhnya memperkirakan pergerakan 50 basis poin, yang juga merupakan skenario kasus dasar kami," kata analis ING.

"Namun, kami melihat risiko yang tidak dapat diabaikan dari beberapa dorongan balik terhadap perkiraan hawkish pasar, yang dapat memicu beberapa kelemahan dalam pound"

Pound telah berjuang melawan dolar dalam beberapa bulan terakhir, meskipun pergerakannya sebagian besar didorong oleh perkembangan khusus dolar, seperti serbuan untuk keamanan dan sikap Federal Reserve yang lebih agresif pada kebijakan pengetatan.

Versus euro, sterling telah bertahan jauh lebih baik. Mata uang tunggal telah terbebani oleh kekhawatiran tentang resesi zona euro dan dampak dari melonjaknya harga-harga dan kekurangan gas alam.

Baca juga: Dolar AS loyo, di tengah pound sterling Inggris "rebound"



 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022