Banda Aceh (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta agar Pemerintah Aceh meningkatkan penerapan biosecurity dalam penanganan penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.

“Pelaksanaan biosecurity harus ditingkatkan karena menjadi kunci dalam penanganan penyebaran wabah PMK sebelum adanya testing dan vaksinasi yang masif,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat Rapat Koordinasi Penanganan PMK di Banda Aceh, Rabu.

Ia menyebut Aceh merupakan salah satu daerah dengan tingkat penyebaran PMK cukup tinggi, setelah Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Barat,

Hingga (2/8), hewan ternak yang terinfeksi PMK di Tanah Rencong itu sudah mencapai 45.119 ekor, di antaranya 39.682 ekor telah sembuh, 275 ekor mati dan 59 ekor potong paksa, serta masih dalam perawatan medis 5.103 ekor.

Baca juga: Satgas: 411 hewan ternak sembuh dari PMK di Aceh
Baca juga: Aceh Besar bentuk pos penyekatan cegah PMK

Menurut dia, ada empat strategi utama yang perlu dilakukan dalam penanganan PMK, yakni biosecurity, pengobatan, vaksinasi dan potong bersyarat.

Benteng pertama dalam penanganan PMK yakni biosecurity, yang meliputi disinfeksi bagi hewan, kadang, orang, kendaraan setiap keluar masuk kandang, pengaturan pasar hewan, penjagaan ketat perbatasan hingga edukasi biosecurity kepada masyarakat.

“Pastikan hewan yang masuk di pasar hewan itu adalah hewan ternak yang sehat,” katanya.

Ia menyebut biosecurity menjadi pertahanan pertama penularan PMK. Vaksinasi dilakukan apabila biosecurity dan pengobatan belum berhasil.

"Virus PMK ini bisa dibawa oleh manusia dan barang-barang yang dibawa oleh manusia,” katanya.

Baca juga: Pemkab Nagan Raya Aceh sudah vaksin 144 ternak untuk cegah PMK
Baca juga: 1.000 sapi di Aceh Utara divaksin cegah PMK

Selain itu, kata Suharyanto, Pemerintah Aceh juga perlu terus melakukan pengobatan bagi ternak yang terinfeksi PMK untuk meningkatkan angka kesembuhan.

“Di samping obat medis, hewan ternak juga bisa diberikan obat-obatan tradisional, sesuai kearifan lokal, ada jamu, kunyit. Saya rasa itu salah satu alternatif supaya ternak sakit bisa segera sembuh,” katanya.

Kemudian Aceh juga perlu terus melakukan pemotongan bersyarat bagi hewan ternak yang sakit parah, dan juga terus vaksinasi PMK bagi ternak yang masih sehat di wilayah tertentu.

“Vaksinasi dilakukan di daerah merah, prioritas di situ, kalau masih hijau tidak dikasih vaksinasi,” katanya.

Baca juga: Angka kesembuhan PMK di Aceh Besar capai 51,7 persen

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022