Jakarta (ANTARA) - Menyediakan kegiatan lain untuk anak dapat membantu mereka terlepas dari kecanduan gadget, demikian penjelasan dari Psikolog anak dan Tiga Generasi Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi.

"Ketika anak melihat tidak ada pilihan lain, dia akan mencari apa yang ada. Bedanya sama orang dewasa kan mereka masih bisa cari pilihan lain sendiri. Anak-anak tuh belum bisa seperti itu. Oleh sebab itu perlu orang dewasa untuk membantu," jelas Vera kepada ANTARA saat dijumpai di Jakarta Selatan, Kamis.

Vera menyampaikan, agar anak tidak kecanduan gadget orang tua perlu memberi tahu kepada anak kegiatan apa saja yang bisa dia lakukan di dalam rumah. Tak hanya itu, orang tua juga perlu menyediakan lebih banyak waktu untuk berkumpul dan berkegiatan bersama anak di rumah.

Baca juga: Inspirasi aktivitas bersama buah hati rayakan Hari Anak Nasional

"Kalau di rumah saja, kasih tahu apa yang bisa dilakukan. Mungkin mulai dari orang tuanya lebih banyak kasih waktu kumpul di rumah. Mulailah bikin jadwal untuk kembalikan lagi aktivitas anak. Soalnya selama 2 tahun pandemi ini kan kita berkutat dengan jadwal. Sekarang harus dibuat lagi jam-jam kegiatan anak," kata Vera.

"Diatur juga jam main gadgetnya. Kalau sulit sekali, mungkin bisa dibantu dengan wifi-nya dicabut dulu atau disimpan dulu gadgetnya. Nah pada saat nggak boleh pegang gadget, orang tua juga harus menyediakan pilihan dia harus ngapain. Jadi kasih dia kegiatan. Kalau cuma ditarik saja gadgetnya, pasti balik lagi kebiasaanya," imbuhnya.

Sebagai salah satu contoh kegiatan, Vera menyarankan kepada orang tua untuk mencoba bereksperimen bersama anak di rumah. Eksperimen juga dapat dilakukan di berbagai macam bidang, misalnya seperti memasak bersama anak di dapur.

Namun sayangnya, Vera mengatakan bahwa umumnya orang tua terlalu lelah untuk melakukan hal tersebut. Sehingga, orang tua akan cederung kurang sabar dan enggan bereksperimen dengan anak karena takut rumah menjadi berantakan. Akan tetapi, bereksperimen bersama anak justru akan menimbulkan dampak besar bagi diri anak sehingga hal ini perlu untuk dilakukan.

"Sebenarnya intinya eksperimen itu kan mencoba sesuatu, mengasah berpikir kritis. Cuma kendalanya adalah orang tua terkadang terlalu lelah. Jadi tidak sabar. Takut berantakan atau segala macam," ungkap Vera.

"Kalau takut berantakan, kita berapa lama sih kalau beresin rumah? Paling lama 2 jam lah ya. Tapi dampaknya kepada anak kan akan lebih dari itu. Dia bisa tahu kalau belajar ternyata menyenangkan. Itu saja susah loh untuk menumbuhkan rasa semangat belajar pada anak," lanjutnya.

Terakhir Vera menyampaikan, jika anak mulai merasa bosan untuk melakukan kegiatan tersebut, cobalah untuk bernegosiasi dengan anak. Dengan demikian, orang tu juga dapat lebih memahami keinginan sang anak.

"Kalau anak bosan, ya yang namanya bosan pasti wajar. Tapi kita orang tua juga jangan buru-buru ketika anak bilang bosan. Kadang anak hanya perlu didengar dulu emosinya apa. Tanyakan bosannya karena apa. Dengan begitu bisa negosiasi juga dengan anak," tutupnya.

Baca juga: Tips buat orang tua memilih busana nyaman untuk si kecil

Baca juga: Penyebab dan cara atasi anak kecanduan "gadget"

Baca juga: Kecanduan "gadget" bisa pengaruhi kesehatan mental anak

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022