Wina (ANTARA) - Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan secara aktif berkonsultasi dengan semua pihak terkait pengiriman misi ke pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina selatan sesegera mungkin.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi, Jumat (19/8), menegaskan kembali seruannya untuk pembatasan militer maksimum di area PLTN Zaporizhzhia menyusul "tanda-tanda baru meningkatnya ketegangan".

Kepala badan pengawas nuklir PBB itu menegaskan perlunya mengirim misi IAEA untuk melaksanakan kegiatan keselamatan, keamanan, dan perlindungan di PLTN Zaporizhzhia.

Grossi memperingatkan setiap eskalasi lebih lanjut dapat menyebabkan kecelakaan nuklir yang buruk dengan potensi konsekuensi serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan di Ukraina serta di tempat lain.

Dia menyambut baik beberapa pernyataan yang mengindikasikan bahwa baik Ukraina maupun Rusia mendukung tujuan IAEA untuk mengirimkan misi ke Zaporizhzhia.

Fasilitas Zaporizhzhia, salah satu PLTN terbesar di Eropa, dikuasai oleh pasukan Rusia sejak awal Maret. Namun, staf Ukraina tetap bekerja untuk mengoperasikannya. Pekan lalu, Ukraina dan Rusia saling tuding atas serangan ke fasilitas tersebut.

Pihak Ukraina, Jumat, memberitahu IAEA hanya dua dari enam reaktor di PLTN Zaporizhzhia yang masih bekerja, menurut pernyataan badan tersebut.
 
 

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022