Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Marves) bersama dengan Program Pembangunan PBB (UNDP) dan Bank Pembangunan Asia (ADB) bersinergi untuk mendorong akses pembiayaan biru bagi startup dan UMKM di Indonesia melalui program Blue Finance Accelerator (BFA).

Program ini bertujuan untuk mengakselerasi pertumbuhan startup dan UMKM di sektor biru, meningkatkan kapasitas dan pengetahuan pemerintah pusat dan daerah menuju pembangunan ekonomi biru serta mengoperasionalkan instrumen pembiayaan baru terkait ekonomi biru.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Kemaritiman dan Investasi Basilio Dias Araujo dalam acara Blue Finance Accelerator Program Kick-off di Jakarta, Selasa, mengatakan BFA merupakan tindak lanjut Blue Financing Strategic Document atau Dokumen Strategis Biru sebagai panduan umum pembiayaan biru.

"Inisiatif Blue Finance Accelerator ini merupakan langkah nyata yang kita tempuh untuk meningkatkan akses pembiayaan para startup dan UMKM di sektor biru dan memfasilitasi pembangunan proyek dan mengoperasionalkan instrumen pembiayaan baru terkait ekonomi biru," kata Basilio.

Blue Finance Accelerator akan memberikan bantuan teknis, pelatihan dan peningkatan kapasitas kepada usaha-usaha startup/UMKM yang memiliki potensi untuk berkembang secara eksponensial (scalable).

Program tersebut juga membantu pemerintah daerah khususnya terkait ekonomi biru seperti mendukung ketahanan masyarakat pesisir, perikanan dan budidaya perairan yang berkelanjutan, konservasi dan pemulihan ekosistem laut, pengurangan polusi plastik laut hingga ketangguhan pada perubahan iklim.

Semua tujuan itu selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Program BFA juga secara khusus mendukung usaha-usaha pemberdayaan perempuan yang bekerja di sektor biru.

Officer-in-charge UNDP Indonesia Nicholas Booth mengungkapkan Indonesia telah menunjukkan kepemimpinannya dalam mendorong ekonomi biru dalam mendukung aspek berkelanjutan.

"Laut adalah jantung dari masa depan kita yang berkelanjutan. Dan Indonesia sudah memimpin perubahan ini. Indonesia juga memahami bahwa pendanaan ekonomi biru jadi bagian penting dari rencana apapun terkait keberlanjutan," katanya.

Nicholas menjelaskan dalam program tersebut, ADB akan memimpin dalam peningkatan kapasitas pemerintah daerah sementara UNDP akan bekerja untuk mendukung akselerasi pertumbuhan startup dan UMKM.

Program Blue Finance Accelerator dilakukan melalui empat tahap sepanjang tahun 2022 ini, yaitu tahap persiapan pada Januari-Juli, kemudian tahap seleksi terhadap enam startup dan enam UMKM pada Agustus-September, lanjut ke tahap akselerasi pada Oktober-November melalui pelatihan oleh ADB dan akselerasi usaha oleh UNDP serta tahap akhir yaitu pascakelulusan di periode Desember hingga triwulan I 2023.

Di tahap akhir, akan ada demo day untuk startup dan UMKM yang lulus pelatihan dengan investor serta matchmaking dengan pemerintah.

Baca juga: Pemerintah kembangkan konsep "blue bond" dukung pendanaan ekonomi biru
Baca juga: KKP optimistis penerapan ekonomi biru perbesar peluang usaha perikanan
Baca juga: Airlangga: Ekonomi biru berpotensi ciptakan jutaan lapangan kerja

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022