Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sedang menyiapkan jaringan telekomunikasi dan keamanan spektrum frekuensi untuk menjelang Konferensi Tingkat Tinggi G20.

"Kementerian Kominfo menyiapkan jaringan telekomunikasi tidak saja jaringan yang berada di Bali, tapi, juga di sekitar penyelenggaraan kegiatan Presidensi G20 Indonesia," kata Menteri Kominfo Johnny G. Plate saat rapat koordinasi di Bali, dalam siaran pers diterima di Jakarta, Rabu.

Wilayah Bali memiliki 7.500 menara base transceiver station 4G dan 30 menara BTS 5G. Pemerintah menyiapkan jaringan cadangan (backup network) seperti yang ada saat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun lalu, untuk mengantisipasi kendala jaringan selama penyelenggaraan KTT G20.

"Kita siapkan backup network seperti pada penyelenggaraan PON di Papua tahun lalu. Kita menyiapkan jaringan-jaringan tulang punggung broadband. Redundancy-nya kita siapkan jaringan tulang punggung fiber optic serta satelit dan radio link infrastruktur TIK seluruh operator telekomunikasi dan fiber optic disiagakan," kata Johnny.

Kementerian juga menyiapkan aturan jika jaringan tersebut memerlukan jalur jaringan internasional.

Untuk keamanan navigasi dan keselamatan penerbangan, Kementerian Kominfo menugaskan Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika untuk memantau frekuensi di wilayah udara Surabaya, Banyuwangi, Denpasar dan Mataram.

"Kami sudah menyiapkan peralatan-peralatan Spectrum Frequency Analyzer untuk menganalisa seluruh spektrum yang bergerak di sini untuk keselamatan penerbangan VVIP untuk menghindari intersepsi dan interferensi. Kerja sama ini perlu antara Kominfo, TNI AU, dan Kementerian Perhubungan," kata Johnny.

Pemerintah juga menyiapkan tiga mekanisme sistem surveillance berlapis untuk memantau bandwidth dan ketersediaan jaringan. Johnny mengatakan kementerian memiliki pusat monitoring untuk memantau kualitas layanan telekomunikasi dan memantau kondisi ruang digital Indonesia.

"Kominfo yang memonitor bandwidth quality of service dan quality of experience di seluruh Indonesia. Selanjutnya lewat surveillance system BLU BAKTI, Kominfo memantau jaringan satelit, jaringan radio link, dan jaringan fiber optic. Kemudian melalui cyber drone Ditjen Aptika beroperasi penuh memantau kondisi ruang digital Indonesia, seperti sebaran fake news yang dilakukan berdasarkan lawfull interception," kata Johnny.

Rapat koordinasi itu dihadiri oleh Menteri Johnny, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Mahfud MD, Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Moeldoko, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo.




Baca juga: Sebanyak 302 BTS dibangun di Kalteng pangkas "blank spot"

Baca juga: Kominfo resmikan dan dukung pemanfaatan positif 16 BTS 4G di NTT

Baca juga: Kominfo-Polri perkuat sinergi jaga pembangunan infrastruktur TIK

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022