Kota Bengkulu (ANTARA) - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Provinsi Bengkulu menggelar demonstrasi alias unjuk rasa meminta pemerintah tidak menaikkan harga BBM subsidi, berakhir ricuh di depan Kantor DPRD Provinsi Bengkulu, di Bengkulu, Provinsi Bengkulu.

Kericuhan berawal ketika ratusan mahasiswa ingin masuk ke ruang rapat bersama anggota DPRD Provinsi Bengkulu namun tidak diizinkan demi menjaga keamanan.

Baca juga: Supir angkot Jayapura protes harga BBM turun
 
Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu, Dempo Exler, di Bengkulu, Rabu, menyayangkan demonstrasi itu yang berakhir ricuh. "Kami menyambut baik aspirasi dari para mahasiswa, tapi jangan menyampaikan aspirasi dengan semena-mena dan bentrok," kata dia.

Baca juga: Presiden: aksi protes reaksi biasa sebuah keputusan
 
Ia menjelaskan bahwa tugas mahasiswa sebagai kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah agar aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah pro terhadap masyarakat. Selain meminta pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM subsidi, pihaknya juga meminta agar pemerintah meninjau kembali rancangan APBN 2022.

Baca juga: Luhut tanggapi protes kenaikan BBM yang disebut diam-diam
 
Kemudian HMI Bengkulu meminta pemerintah untuk menangkap dan menindak tegas mafia migas yang menyebabkan kebocoran BBM bersubsidi. Diketahui, hingga saat ini aksi unjuk rasa mahasiswa masih berlanjut dan beberapa kali terjadi bentrok dengan polisi yang berjaga.

Baca juga: Riset: publik menilai negatif unjuk rasa soal BBM

Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022