Jakarta (ANTARA) - Memperoleh pendidikan, pelatihan dan keterampilan adalah hak setiap warga negara Republik Indonesia yang telah diamanatkan dalam undang-undang.

Hal itu disebutkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam kalimat "mencerdaskan kehidupan bangsa".

Namun kondisi geografis Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Ambalat hingga Pulau Rote, membuat pemerataan pendidikan serta pelatihan menjadi tantangan tersendiri.

Setidaknya itulah yang dirasakan oleh Beno (24), seorang mandor di perkebunan sawit yang dikelola oleh PT Sinar Dinamika Kapuas 3 di Desa Merarai, Kecamatan Sei Tebelian, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Putra asli Kalimantan itu menceritakan dirinya pernah kesulitan memperoleh pekerjaan lantaran tidak mempunyai sertifikasi keterampilan yang kerap menjadi persyaratan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan.

"Sebelumnya saya tidak punya skil dan saat melamar pekerjaan selalu ditolak. Kemudian teman saya merekomendasikan Kartu Prakerja," ujar Beno saat ditemui di Sintang, Kalimantan, Barat.

Perjuangan Beno mencari sesuap nasi kian mendapat tantangan dengan merebaknya pandemi COVID-19 yang berdampat tidak hanya di Indonesia, tapi juga seluruh dunia.

Beno kemudian mendapatkan informasi mengenai program pelatihan yang disertai dengan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah dengan nama Kartu Prakerja yang merupakan satuan kerja di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Dirinya pun mengikuti program pelatihan Kartu Prakerja gelombang 12 dengan mengambil kursus komputer perkantoran dan pemasaran online hingga tuntas dan mendapatkan sertifikat kompetensi komputer dari platform pelatihan yang disedikan Kartu Prakerja.

Bermodalkan sertifikat kompetensi tersebut, Beno kemudian melamar di perkebunan sawit yang dikelola oleh PT Sinar Dinamika Kapuas 3 dan diterima sebagai mandor.

"Sertifikat Prakerja saya gunakan untuk melamar kerja dan saya diterima sebagai mandor lapangan," ujarnya.

Pengalaman pribadinya membuat Beno juga merekomendasikan program Kartu Prakerja kepada keluarga, kolega dan rekan kerjanya.

Beno yang sangat puas dengan program pelatihan Kartu Prakerja yang telah diakui di berbagai bidang bahwa rela merogoh kocek pribadinya untuk kembali meningkatkan kompetensinya.

Program pelatihan yang menjadi incarannya adalah progam pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bidang Perkebunan.


Digitalisasi

Diterimanya Beno sebagai mandor bukan tanpa alasan. Kepala Tata Usaha PT Sinar Dinamika Kapuas 3 Hajarwati mengatakan pengelola perkebunan akan segera menerapkan proses digitalisasi dalam pencatatan hasil panen sawit.

Saat ini proses pencatatan masih dilakukan secara manual, hal itu membuat rekapitulasi data panen memakan waktu lebih lama.

Digitalisasi rencananya akan dilakukan untuk seluruh proses di perkebunan tersebut, sehingga para mandor yang akan menjadi garda terdepan dalam proses manajemen perkebunan, diharuskan melek teknologi.

"Ke depan, pelaporan mandor lapangan tidak lagi perlu ditulis di kertas atau blanko laporan harian, ke depan laporan lapangan akan dilakukan secara online menggunakan ponsel," kata Hajarwati.

Alasan melek teknologi itu juga bukan tanpa alasan, karena laporan harian perkebunan sawit tersebut juga akan dilengkapi dengan foto sebelum dan sesudah panen serta dilengkapi dengan koordinat kebun tempat sawit tersebut dipanen.

Penerapan pelaporan digital tersebut akan membuat data hasil panen bisa dimonitor secara real-time oleh kantor pusat PT SDK3 yang berada di Jakarta.

Hajarwati juga menambahkan sertifikat Beno yang diperoleh dari program Kartu Prakerja juga menjadi salah satu faktor yang membuat Beno diterima sebagai mandor.


Program yang kompeten

Memang tidak sulit untuk medapatkan pelatihan secara daring di era digital, namun memilah pelatihan daring yang telah terverifikasi dan diakui kompetensinya bukan perkara mudah.

Keberadaan program Kartu Prakerja dengan juga turut membantu masyarakat yang ingin mencari kursus online. Pasalnya program pelatihan yang disedikan oleh Kartu Prakerja juga bisa diakses oleh masyarakat umum.

Saat ini tercatat 1.109 kursus pelatihan yang disediakan oleh 183 lembaga pelatihan yang seluruhnya telah terkurasi dan diverifikasi oleh tim Kartu Prakerja. Seluruh pelatihan tersebut bisa diakses oleh enam platform digital.
Direktur Komunikasi, Kemitraan dan Pengembangan Ekosistem Kartu Prakerja Kurniasih Suditomo. ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat

Pada kesempatan terpisah, Direktur Komunikasi, Kemitraan dan Pengembangan Ekosistem Kartu Prakerja Kurniasih Suditomo mengatakan program Kartu Prakerja ini terbuka untuk masyarakat umum, baik mereka yang belum maupun sudah bekerja.

"Ide awal Prakerja itu adalah bantuan peningkatan kompetensi melalui pelatihan baik online maupun offline, artinya kita ingin mendorong peningkatan kompetensi, baik mereka yang belum bekerja, lulusan SMA yang tidak punya dana untuk kuliah dan karyawan yang ingin menguasai ilmu baru," kata Kurniasih di Kabupaten Sintang.

Mantan jurnalis senior yang akrab disapa Kurie itu menambahkan ada opini yang tidak tepat soal Kartu Prakerja. Kurie menjelaskan ide awal Kartu Prakerja adalah program peningkatan kompetensi masyarakat.

Namun karena diluncurkan pada saat pandemi, ada fungsi bantuan sosial yang dilekatkan kepada Kartu Prakerja, sehingga muncul anggapan bahwa program Kartu Prakerja adalah salah satu program bansos.

Meski demikian, Kurie mengungkapkan ada 88 persen peserta Kartu Prakerja yang sama sekali belum pernah mengikuti pelatihan, 76 persen tinggal di desa dan 28 persen berpendidikan rendah.

Dia juga menambahkan program pelatihan Kartu Prakerja telah menjangkau masyarakat Indonesia diseluru pelosok Nusantara yang mungkin sangat sulit dijangkau oleh program pelatihan konvensional.

Untuk kedepannya dia berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya peningkatan kompetensi dengan program Kartu Prakerja yang diinisiasi oleh pemerintah.

Kurie juga berharap para alumni Kartu Prakerja seperti Beno bisa menimbulkan efek berantai untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk terus meningkatkan kompetensi diri.

Apabila semakin banyak masyarakat yang membuka diri dan bersedia untuk terus meningkatkan kompetensi dan terus mengasah diri dengan berbagai cara, maka Indonesia akan semakin dekat dengan salah satu janji kemerdekaan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022