Muhammadiyah tidak terbiasa memilih orang namun lebih fokus pada program.
Purwokerto, Jateng (ANTARA) - Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengharapkan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan 'Aisyiyah yang akan digelar di Solo pada tanggal 18-20 November 2022 tetap fokus pada program persyarikatan.

"Harapan seluruh warga dan pimpinan Muhammadiyah itu kadang-kadang tidak terfokus pada siapa yang mau memimpin karena kami kolektif kolegial (proses kepemimpinan kolaborasi yang saling menguntungkan)," kata Ketua PDM Kabupaten Banyumas Ibnu Hasan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Ahad (11/9).

Ibnu mengatakan hal itu kepada wartawan di sela kegiatan jalan sehat yang digelar PDM Kabupaten Banyumas dalam rangka menyambut Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan 'Aisyiyah.

Menurut dia, Muhammadiyah tidak terbiasa memilih orang namun lebih fokus pada program.

"Jadi memang kami fokus pada program, bagaimana program pemberdayaan, bagaimana program dakwah yang lebih luas lagi, pendidikan bagaimana. Itu, kami seperti itu," katanya.

Lebih lanjut, Ibnu mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan utusan muktamar mengingat PDM Banyumas merupakan pimpinan daerah terbesar di Indonesia karena memiliki 29 cabang dan 260 ranting

Dengan demikian, kata dia, jumlah utusan PDM Banyumas yang akan menghadiri muktamar merupakan yang paling banyak

Dalam hal ini, pihaknya mengirim 8 utusan untuk Muktamar Muhammadiyah dan 7 utusan untuk Muktamar 'Aisyiyah, sehingga total ada 15 utusan.

Selain utusan, pihakya juga akan mengirim penggembira muktamar yang berasal dari cabang-ranting yang secara mandiri.

"Mereka dikoordinasi oleh ranting dan cabang berangkat ke Solo pada tanggal 18 November karena pembukaan akan dilaksanakan pada tanggal 19 November, pagi, di Stadion Manahan," katanya.

Terkait dengan pemilihan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah maupun 'Aisyiyah yang akan digelar di muktamar tersebut, Ibnu mengatakan hal itu akan dilakukan oleh tim formatur.

"Uniknya di Muhammadiyah itu kalau muktamar, musyawarah wilayah, musyawarah daerah, tidak memilih orang. Kami memang memilih perwakilan jadi formatur," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, Muhammadiyah menganut musyawarah sehingga nanti jika musyawarah besar, bentuknya adalah memilih 13 besar.

"Kemudian setelah terpilih 13 besar, seluruh peserta maupun warga secara legawa apa pun yang terjadi, terserah pada tim formatur dan biasanya tradisi di Muhammadiyah meskipun agak sedikit 'panas' di luaran, kalau sudah ketemu 13 itu rebutan, rebutan 'wegah' (tidak mau.)," katanya.

Terkait dengan mekanisme pemilihan 13 besar itu, Ibnu mengaku belum mengetahui secara pasti apakah dalam muktamar kali ini akan ada perubahan atau tetap seperti beberapa muktamar sebelumnya.

"Ada perubahan pada pemilihan terdahulu yang di Jakarta kalau tidak salah, itu memilih sejumlah itu (13 besar, red.), pada muktamar berikutnya sama. Pada muktamar besok, saya tidak paham apakah seperti yang lalu ataukah ada perubahan," katanya menegaskan.

Kendati demikian,  kata dia, pada intinya nanti akan merangking 13 perolehan suara yang terbesar. "Kalau di daerah, 13, 11, kalau di PP (Pimpinan Pusat) mungkin bisa menjadi 15," kata Ibnu Hasan.

Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Dr Jebul Suroso mengatakan pihaknya akan mendukung penuh acara Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan 'Aisyiyah.

"Kami (UMP) juga telah menyiapkan dan sedia memfasilitasi dosen dan tenaga kependidikan untuk berangkat menuju lokasi muktamar di Solo," katanya.

Dalam hal ini, UMP akan ikut serta menggembirakan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Solo dengan melibatkan semua dosen dan tenaga kependidikan, demikian Jebul Suroso.

Baca juga: Stadion Manahan-Solo untuk Muktamar Muhammadiyah terus dimatangkan

Baca juga: Panitia presentasikan agenda Muktamar Muhammadiyah di Karanganyar

Baca juga: Pemilihan Ketua PP Muhammadiyah bakal gunakan e-voting

Baca juga: Muktamar Muhammadiyah akan dimeriahkan bazar dan pameran inovasi

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022