Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (PERGIZI Pangan) Prof. Dr. Ir. Hardinsyah MS mengingatkan orang-orang rajin membaca label kemasan pangan demi mengenali produk-produk pangan olahan yang hendak dikonsumsi.

Dia dalam sebuah acara di Jakarta, Rabu menyebutkan KLIK yang merupakan akronim dari pastikan (K) kemasan produk dalam kondisi baik, baca informasi produk yang tertera pada (L) label, memastikan memiliki (I) izin edar dari BPOM dan pastikan belum melewati tanggal (K) kedaluwarsa.

Informasi pada label juga mencakup bahan tambahan pangan (BTP) yakni bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, sebagai contoh bertujuan untuk mengawetkan pangan, memberikan warna, mencegah tengik, dan meningkatkan rasa (kualitas pangan).

"Penggunaan BTP yang tepat sesuai takaran batas aman kana memberikan manfaat teknologi terhadap kualitas pangan sebagaimana diatur oleh Peraturan BPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan," kata Hardinsyah yang menyandang gelar Guru Besar Ilmu Gizi Universitas IPB itu.

Tak hanya BTP, label kemasan pun memuat informasi mengenai alergen yakni bahan pangan atau senyawa yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada individu tertentu yang memiliki hipersensitivitas terhadap senyawa tersebut.

Sumber alergen pangan dapat berasal dari kacang, susu, telur, ikan, kerang, gandum, bahan tambahan pangan atau bahan terbuat dari pangan tersebut.

"Selama penggunaannya tidak melebihi ambang batas yang ditentukan oleh lembaga yang berwenang dan keberadaannya dikomunikasikan dengan jelas, maka produk tersebut aman untuk dikonsumsi," tutur Hardinsyah.

Dia mengatakan, reaksi alergi umumnya mempunyai ciri-ciri yang sama antara lain ruam pada kulit, kulit menjadi merah dan bila bertambah parah dapat menyebabkan pasien sulit bernapas.

"Orang yang ada asma tambah parah asmanya, itu bahaya. Kalau mencegah tadi kan kewaspadaan kita setelah pengalaman. Yang penting pada anak-anak terutama usia sekolah, mungkin orang tua yang bisa tahu apa yang diberikan. Kalau ada riwayat berarti kita harus waspada terhadap sumber-sumber tadi," tutur dia.

Sementara itu, Head of R&D Kraft Heinz Indonesia-Papua Nugini Indra Ishak mengatakan, perusahaannya berkomitmen memastikan semua bahan baku serta bahan tambahan pangan yang digunakan pada semua produk sesuai dengan regulasi yang dikeluarkan lembaga berwenang.

Baca juga: Seberapa penting kita harus baca label makanan kemasan?

Baca juga: Baca label kemasan jika sarapan makanan instan

Baca juga: Siasati agar GGL tak berlebihan dengan baca label kemasan

 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022