Sudah ada contoh negara lain yang mengganti falsafah bangsanya, kemudian gagal
Jakarta (ANTARA) - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menekankan penggunaan teknologi digital harus dijiwai dan didasari dengan nilai-nilai yang tertuang kuat di dalam dasar negara Indonesia, yakni Pancasila.

"Teknologi digital harus dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif, bukan pemanfaatan yang negatif," kata Wakil Ketua Dewan Pengarah BPIP Try Sutrisno di Jakarta, Rabu.

Try yang pernah menjabat sebagai Wakil Presiden keenam RI tersebut, menekankan semaju apa pun perkembangan teknologi yang hadir di tengah-tengah kehidupan manusia, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tidak boleh diabaikan.

Kemajuan teknologi digital, katanya, harus diikuti dengan peningkatan mutu penggunanya di samping mengembangkan perangkat-perangkat lunak yang strategis bagi aspek ekonomi dan politik di Indonesia.

Ia meminta semua perguruan tinggi ikut serta dalam menggencarkan kembali nilai Pancasila dalam setiap aktivitas serta mengambil peran untuk mengembangkan teknologi digital yang mendukung ekonomi kerakyatan.

“Indonesia menganut ekonomi kerakyatan. Ekonomi kapitalisme tidak cocok untuk Indonesia. Tidak akan bisa menyejahterakan rakyat Indonesia," kata dia.

Baca juga: BPIP-Fatayat NU DIY jalin sinergi untuk membumikan Pancasila

Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menambahkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan selalu relevan di zaman apa pun, meski teknologi di dunia berkembang pesat.

Ia menyatakan suatu bangsa tidak bisa berhasil jika tidak memegang teguh falsafah milik bangsanya sendiri.

Dengan demikian, ia meminta semua pihak untuk selalu menjadikan Pancasila sebagai dasar dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

"Bila Pancasila digantikan dengan yang lain belum tentu cocok. Sudah ada contoh negara lain yang mengganti falsafah bangsanya, kemudian gagal," katanya.

Rektor Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta (UPNVJ) Erna Hernawati menyatakan kesiapan menggerakkan mahasiswa untuk menyebarkan nilai Pancasila agar budaya luhur bangsa tidak dapat digeser dengan nilai lain di saat penggunaan teknologi digital menjadi masif.

Perkembangan teknologi digital, kata dia, memerlukan kesiapan sumber daya manusia untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) seperti kemampuan para pelaku usaha untuk menggunakan teknologi dan kehati-hatian atas kejahatan siber seperti peretasan data.

"Mahasiswa dapat berkontribusi menyiapkan UMKM untuk memiliki kemampuan menggunakan teknologi digital. Mahasiswa juga harus mempersiapkan diri membantu menjaga data-data institusi dan negara sehingga tidak mudah dibobol," kata dia.

Baca juga: BPIP: Perlunya konsensus para pihak dalam metodologi penafsiran
Baca juga: Komisi II DPR RI-BPIP sosialisasikan Ideologi Pancasila di Pariaman
Baca juga: BPIP susun materi lambang Garuda demi tingkatkan pemahaman publik


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022