di Jalan Cikini Raya, di depan Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat
Jakarta (ANTARA) -
BUMD PT Jakarta Tourisindo (Jakarta Experience Board/JXB) menghadirkan Pengalaman Jalan Jakarta (Jakarta Street Experience/JSX) untuk melengkapi fasilitas pariwisata urban, sekaligus guna mendorong minat masyarakat mengeksplorasi kota dengan berjalan kaki.

"Untuk projek awal, JSX sebagai fasilitas informasi mengenai destinasi wisata urban untuk melengkapi fasilitas pariwisata dan mempercantik Jakarta tersebut, dihadirkan di Jalan Cikini Raya, di depan Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, hari ini," kata Dirut PT Jakarta Tourisindo (JXB) Novita Dewi di Jakarta, Senin.

JSX yang resmi dikenalkan pada publik sebagai bagian dari rangkaian acara pembukaan Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki itu, dijelaskan secara langsung di hadapan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan beberapa kepala dinas oleh Novita.

Novita mengatakan bahwa JSX antara lain berupa penunjuk arah pintar (smart signage), berupa instalasi interaktif yang menggabungkan unsur edukasi, informasi, seni dan teknologi pintar.

"Pada JSX, masyarakat dapat mengakses video sejarah kawasan JSX berada, informasi tempat pariwisata pada radius satu kilometer, tempat pengisian daya dan peta kawasan. JSX juga menghadirkan pengalaman unik melalui teknologi realitas berimbuh (augmented reality/AR)," ucap Novita.

Baca juga: Dongkrak wisata, Pemkot Jakarta Pusat gelar Festival Kebon Bang Jaim

Dengan adanya teknologi AR, JSX mampu memvisualisasikan benda dua dimensi (2D) maupun tiga dimensi (3D) yang diproyeksikan ke dunia nyata.

Pada JSX ini, pengguna dapat melihat bagaimana balon udara, elang bondol, maupun kereta api yang seakan-akan keluar dari JSX dan menghampiri pengguna yang berada di dunia nyata.

"Momen ini dapat menjadi keseruan tersendiri, terutama bagi para anak muda dan konten kreator," katanya.

Fitur video sejarah kawasan sendiri, kata Novita, disusun dengan baik mengingat JSX ditujukan untuk menjadi fasilitas ruang publik sehingga informasi yang diberikan akurat.

Penyusunan video sejarah kawasan dibantu oleh jurnalis independen Aji Sayuti serta melibatkan sejarawan JJ Rizal yang melakukan verifikasi atas akurasi video sejarah kawasan tersebut.

Baca juga: Jalan Pos Pengumben jadi destinasi wisata air

JSX, disebut Novita, turut mendukung promosi UMKM di sekitar JSX karena ada fitur penunjuk arah yang akan memudahkan masyarakat untuk mengunjungi UMKM tersebut.

"Selain sebagai penunjuk arah, JSX menjadi sebuah media bagaimana kota berupaya melibatkan partisipasi masyarakat dalam mewarnai kota," katanya.

Dengan semangat inklusivitas, JSX menggandeng Kitaoneus Asia untuk melibatkan teman-teman berkebutuhan khusus dalam menghias JSX melalui karyanya, seperti yang terdapat pada bidang J pada instalasi JSX.

Keragaman saraf
"Kami mengapresiasi hadirnya JSX sebagai sebuah media ruang publik yang memberikan ruang bagi anak-anak seniman keragaman saraf (neurodiversity) sehingga kita dapat belajar memahami karya dari perspektif mereka," ujar Ketua Kitaoneus Asia Maria Ulfah di lokasi yang sama.

Terdapat tiga karya yang ditampilkan pada JSX, pertama adalah karya Anfield Wibowo yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Sekolah Luar Biasa, dengan karya Jakarta sebagai panci peleburan (melting pot).

Baca juga: Nikmati akhir pekan dengan berwisata urban Jakarta di JTF

Karya ini sengaja tidak diberi judul karena Anfield berharap setiap orang yang melihat karyanya dapat menginterpretasikan karya ini sesuai dengan harapannya masing-masing.

Karya kedua adalah hasil lukisan dari Raissa Alyaa Rizqi penderita Asperger yang turut semangat memberi kontribusinya untuk mewarnai Jakarta.

Dalam karya yang berjudul Enjoy Jakarta, Raissa mengekspresikan warna-warni Jakarta yang dirangkum dengan indah dalam sebuah karya.

Karya terakhir adalah buah karya dari Clive Verrel penderita Autisme yang juga terus semangat menyalurkan bakat yang ia miliki.

Dalam karya berjudul Jakarta Kita itu, Clive terinspirasi dari riuhnya Jakarta sebagai kota metropolitan. Dengan semua elemen kota yang ia tampilkan pada karyanya, Clive ingin menunjukkan ciri khas Jakarta yang ia akui sebagai kota tercinta.

Baca juga: Djakarta Festival akan dijadikan agenda tahunan

 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022