Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan duka mendalam atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang dan mendorong semua pihak yang terlibat agar menginvestigasi kasus tersebut secara objektif.

"Tragedi ini mengoyak marwah bangsa dan negara Indonesia," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Ahad.

Haedar menyesalkan peristiwa tragis tersebut terjadi, lebih-lebih menyangkut nyawa manusia yang besar jumlahnya. Karena menurutnya, satu jiwa saja sangat berharga dan harus dijaga.

Permintaan Haedar itu seturut dengan Manajemen Arema FC yang mendukung proses investigasi kepolisian terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, yang hingga kini menyebabkan sebanyak 125 orang meninggal dunia (berdasarkan data Tim Disaster Victim Identification Polri).

Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana mengatakan bahwa ia juga meminta seluruh pihak untuk menahan diri hingga titik terang permasalahan ditemukan.

"Kami juga mendukung penuh pengusutan yang dilakukan pihak kepolisian, dan memohon pihak-pihak untuk menahan diri sampai benar-benar ketemu titik terang permasalahannya," kata Gilang.

Baca juga: Menpora dan Kapolri jenguk korban di RSUD Kanjuruhan

Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menjelaskan saat ini pihaknya tengah melakukan pendalaman lebih lanjut terhadap kejadian yang membuat ratusan orang meninggal dunia tersebut. Pihaknya akan melakukan investigasi secara tuntas peristiwa itu.

Menurutnya, saat ini pihak kepolisian masih melakukan pengumpulan data di Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Stadion Kanjuruhan. Nantinya, hasil dari pengumpulan data dan perkembangan tersebut akan disampaikan kepada publik.

"Kami sedang melakukan pengumpulan data di TKP untuk mengetahui secara lengkap dan perkembangan yang ada akan kita sampaikan," ujarnya.

Baca juga: LPSK turunkan tim identifikasi tragedi Stadion Kanjuruhan
Baca juga: Yenni Wahid ajak seniman Lima Gunung doakan korban Stadion Kanjuruhan

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022