Jakarta (ANTARA) - Keluarga dan teman mengenang Dendis Al Larif semasa hidup sebagai sosok yang baik dan teman yang asik diajak bermain.

"Ga banyak laga' (tingkah), kalau malam juga hanya kumpul keluarga aja," ungkap kakek Dendis Al Latif, M Solih saat ditemui di rumah duka di Jalan M Khafi Nomor 2, RT 1/RW 6, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat.

Dendis Al Latif merupakan salah satu dari tiga korban meninggal dunia karena insiden tembok ambruk di sekitar lokasi Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19.

Solih mengungkapkan, cucunya itu anak baik yang lebih senang berkumpul dengan keluarga sepulang dari sekolah dan juga ramah dengan warga sekitar.

Baca juga: KPAI nilai BPBD telah bertindak cepat terkait ambruknya tembok MTSn 19
Baca juga: Saksi sebut murid berenang sebelum tembok pembatas MTsN 19 ambruk


Salah satu teman sekelas Dendis mengatakan,
Dendis merupakan teman yang asik diajak bermain.

"Dendis itu orangnya ya asik si kalo diajak main, suka ngelawak juga kan di kelas, seru dah pokoknya sama dia" kata Muhammad Askal, teman almarhum.

Sejumlah teman Dendis yang datang ke rumah duka sempat menyaksikan kejadian dan merasakan trauma atas kejadian ambruknya 
tembok pembatas sekolah.

Teman-teman almarhum juga merasa kehilangan mendalam. Mereka berharap bangunan sekolah menjadi lebih layak lagi sehingga kejadian seperti ini tidak terulang.

Insiden terjadi pada Kamis (6/10) pukul 14.50 WIB di Jalan Pinang Kalijati Nomor 1 RT 08/RW 09 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.
 

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022