Sebagai upaya penanggulangan 'stunting' pada anak-anak
Jakarta (ANTARA) - Kader Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) mengembangkan budidaya sayur bebas bahan kimia di Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Nyiur Melambai Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu Utara dengan hidroponik guna mencegah tengkes (stunting).

"Sebagai upaya penanggulangan 'stunting' pada anak-anak. Karena pada dasarnya tanaman hidroponik ini sehat tanpa bahan kimia," ujar Ketua TP PKK Kelurahan Pulau Kelapa Ana Mariyah dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin.

Tanaman hidroponik menjadi metode tanam paling efektif untuk memenuhi kebutuhan sayuran masyarakat di Kepulauan Seribu karena kebutuhan airnya tidak terlalu banyak dan tidak banyak menggunakan media tanah.

Hal itu karena lokasi di Pulau Kelapa memiliki tanah yang berpasir dan air tawar yang terbatas. Karena itu tanaman hidroponik cocok diterapkan agar ketahanan pangan warga bisa terwujud dan tidak perlu lagi mengandalkan pasokan pangan dari luar pulau.

Baca juga: Sudin KPKP panen 30 kilogram sayuran hidroponik di atap masjid RSCM

Untuk nutrisi, biasanya pengelola menyiasati dengan penampungan air hujan dengan tandon air yang ada di RPTRA Nyiur Melambai.

Tanaman hidroponik yang ditanam antara lain kangkung, bayam, sawi caisim, pokcay, dan lainnya.

Untuk kangkung, TP PKK Pulau Kelapa baru memanen 8,3 kilogram pada Senin, meski masa tanam hingga panen kangkung hanya membutuhkan waktu 21 hari.

Sebagian hasil panen kangkung dibagikan untuk warga yang membutuhkan. Sisanya, kangkung dijual Rp 5.000 per 400 gram untuk membeli bibit baru lagi.

Baca juga: Karang Taruna di Jaksel memasarkan 300 kg hasil tani ke pasar modern

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022