Jakarta (ANTARA) - Jourdy Pranata mengatakan, salah satu kesulitan yang dialaminya saat pengambilan gambar untuk film “Balada Si Roy” adalah belum adanya vaksin COVID-19 saat proses syuting yang dilakukan pada awal pandemi COVID-19.

"Kita syuting di saat masa pandemi belum ada vaksin. Jadi gue inget banget gimana was-wasnya kita syuting di beberapa kota, tanpa proteksi vaksin, tapi so far protokolnya bagus banget jadi seluruh kru dan cast nggak ada yang kena," ungkap Jourdy saat dijumpai di Jakarta Pusat, Kamis (13/10).

Tak hanya itu, Jourdy juga merasa tertantang ketika memerankan karakter Andi dalam film tersebut. Sebab, “Balada Si Roy” merupakan adaptasi dari sebuah novel lama yang sudah memiliki banyak penggemar.

Oleh sebab itu, Jourdy pun sempat khawatir tak bisa menggambarkan sosok Andi dengan baik sesuai dengan ekspektasi para penggemar “Balada Si Roy”.

"Kedua karena ini film lama, lumayan challenging karena bukan cuma fiksi tapi ini sudah banyak banget fans-nya. Banyak banget yang sudah kenal Roy, Andi, Tony, itu fansnya sudah militan," kata Jourdy.

"Jadi memang kesulitan yang gue pribadi rasain adalah bagaimana caranya untuk memvisualkan Andi sesuai dengan ekspektasi mereka. Dan itu cuma bisa gue pelajari dari baca novelnya. Dan ternyata gue diberi kesempatan untuk menciptakan Andi versi Jourdy," imbuhnya.

Kemudian, Jourdy juga sempat merasa kesulitan mengucapkan dialek dalam film “Balada Si Roy”. Sebab, dialek yang harus dia ucapkan merupakan dialek Serang Sunda yang berbeda dengan dialek Sunda saat dia berkuliah di Bandung.

"Terus dialek sih. Karena dialek Sunda Serang dan Sunda yang biasa gue pakai waktu gue kuliah di Bandung itu beda. Jadi ada adjustment sedikit tapi so far lancar," jelas Jourdy.

Menurut Jourdy, ada begitu banyak pesan yang coba disampaikan melalui film ini. Namun, beberapa pesan yang menonjol adalah terkait hubungan antara ibu dan anak hingga cinta juga persahabatan.

Selain itu, melalui film ini Jourdy pun mengaku jadi menyadari pentingnya waktu dan persahabatan. Dia pun berharap, para penonton juga dapat mengambil pesan dari film ini.

"Sebetulnya film ini tuh mengandung banyak pesan. Yang bisa di highlight adalah hubungan antara anak dengan ibu, terus of course buat persahabatan, percintaan," tutur Jourdy.

"Cuma yang sangat gue dapet setelah gue tonton adalah hubungan dengan teman-teman sih. Kita nggak ada yang tahu umur sahabat sampai kapan. Jadi kalau bisa jangan cuma pacaran tapi tengok sahabat kita karena nggak ada tahu waktu," pungkasnya.

Baca juga: Serba-serbi Jakarta Film Week, Jourdy Pranata hingga "Balada si Roy"

Baca juga: Jourdy Pranata jadi Festival Ambassador Jakarta Film Week 2022

Baca juga: Kesan Tara Basro hingga Jourdy Pranata adu peran di "Pengabdi Setan 2"


Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022