adat dan budaya sebagai kekuatan yang harus kita bina dan pelihara
Pontianak (ANTARA) - Wakil Bupati Ketapang, Kalimantan Barat, Farhan menyatakan, Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) sangatlah strategis sebagai fasilitator perkembangan seni budaya Melayu di kabupaten itu.

"Mengingat akhir-akhir ini budaya lokal hampir dilupakan oleh masyarakat, terutama para generasi muda yang lebih cenderung kepada seni budaya luar yang lebih modern dan energik," kata Farhan saat pembukaan Pagelaran Adat Budaya Melayu di Ketapang, Sabtu.

Farhan menegaskan, sebagai bangsa yang besar, maka masyarakatnya juga harus mengedepankan adat dan budaya majemuk yang menghargai warisan budaya dari para leluhurnya, karena kemajemukan merupakan berkah dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.

"Maka dari itu keberagaman, adat dan budaya sebagai kekuatan yang harus kita bina dan pelihara dan jangan sampai terkikis oleh perkembangan zaman," ujarnya.

Ia juga berpesan agar upaya pelestarian adat dan budaya harus dilakukan, terutama dengan cara yang tepat, cerdas dan inovatif.

Baca juga: Presiden hadiri pagelaran budaya masyarakat Riau
Baca juga: Lestarikan budaya, lomba baca bahasa Melayu digelar di Pontianak


Menurutnya budaya Melayu adalah budaya yang terbuka, yang diwariskan oleh para leluhur kepada anak cucunya sebagai sumber jati diri bangsa.

"Namun juga perlu membekali generasi muda kita dengan hal-hal yang diperlukan untuk hidup bersaing serta bisa bertahan dalam dunia yang terus berkembang," ujarnya.

Pagelaran adat Budaya Melayu yang dibuka Wabup Ketapang ini merupakan satu diantara rangkaian acara dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 Hijriah yang digelar oleh Dewan Pengurus Daerah MABM Ketapang. Pada acara ini juga, di hari yang sama diselenggarakan malam hiburan rakyat di Lapangan Sepakat Ketapang.

Selain itu ada juga kegiatan karnaval mobil hias diikuti seratusan unit mobil, kemudian penampilan drum band para remaja, penampilan silat, syair gulung, serta sunatan massal terhadap 300 anak dan berbagai acara lainnya dengan mengusung tema "Kita Tegakkan Syariat MABM Berbagi Tuah".

Baca juga: Delapan budaya Pontianak ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda
Baca juga: Gubernur: Kenduri swarnabhumi wadah pemulihan ekosistem budaya

Sementara itu, Ketua MABM Ketapang, Rustami mengatakan kegiatan tersebut tentunya dengan harapan yang tinggi, serta hendaknya menjadi momentum akan kemajuan adat budaya pada umumnya khususnya adat Budaya Melayu.

"Para pendiri bangsa mengatakan kebudayaan Indonesia merupakan puncak dari kebudayaan daerah. Maka pada hari ini adalah kewajiban kita bersama untuk merawat dan mengembangkannya," katanya.

Dia menambahkan, pada kegiatan ini juga ada mengarak hasta gune (mobil pembawa hiasan makanan) yang berisikan bunga telor sebanyak 1444 butir, yang merupakan perlambangan dan pengharapan bahwa anak Melayu sebagai generasi penerus berguna bagi agamanya.

"Kemudian berguna bagi bangsa negaranya, bagi orang tuanya dan bagi lingkungannya, keluarganya, keturunannya, lingkungan kerjanya dan berguna bagi organisasinya. Selain itu hasta gune mengartikan bahwa generasi muda Melayu menyebar ke delapan penjuru mata angin, menyebarkan kebaikan," katanya.

Pada acara ini juga untuk memperingati hari lahir Nabi Besar Muhammad SAW, dengan bersama-sama membaca doa arwah rasul dan doa selamat. Itu menunjukkan petuah orangtua bahwa adat bersendi syarak, syarak bersendikan kitabullah.

"Dengan momentum peringatan Maulid Nabi ini, mari kita jalin ukhuwah Islamiyah dan menjadikan ketaqwaan kita sempurna. Sehingga kita selalu hidup berdampingan antar sesama yang penuh dengan kebaikan dan keberkahan," kata Rustami

Pewarta: Andilala dan Bandi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022