Memasaknya digoreng dikonsumsi terus menerus, meningkatkan risiko kanker
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis gizi klinik dr. Claresta Diella, M.Gizi, Sp.GK mengungkapkan bahwa cara memasak yang tidak tepat dapat memicu risiko kanker, salah satunya daging merah yang dibakar sampai gosong.

"Cara pengolahan yang salah itu bisa jadi pencetus terjadinya kanker. Makan daging merah itu bagus, tapi kalau proses memasaknya salah seperti dibakar sampai gosong, itu memicu kanker," kata Diella dalam bincang-bincang yang digelar virtual diikuti di Jakarta pada Rabu.

Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa saat ingin memasak daging dengan cara dibakar, dianjurkan untuk tidak sampai gosong. Namun jika terlanjur, ia menyarankan untuk menyingkirkan bagian yang gosong sebelum daging dikonsumsi.

Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) itu melanjutkan, cara memasak yang tidak tepat lainnya yang bisa menyebabkan kanker namun lazim dilakukan oleh orang Indonesia adalah menggoreng sayuran.

"Sayur kol itu sehat, tapi kalau cara memasaknya digoreng dan dikonsumsi terus menerus, itu juga meningkatkan risiko terjadinya kanker," ujar Diella.

Baca juga: Dua alasan orang-orang perlu batasi konsumsi daging merah

Baca juga: Pasien kanker boleh makan daging merah


Menurutnya, terlalu banyak mengonsumsi makanan yang digoreng akan membuat tubuh kelebihan lemak. Salah satu dampak buruknya adalah semakin banyak jaringan lemak dalam tubuh, maka kadar estrogen juga akan semakin banyak yang akhirnya dapat memicu risiko kanker payudara.

Meski demikian, Diella menegaskan bahwa cara memasak yang tidak tepat tersebut tidak serta merta membuat seseorang langsung terkena kanker.

Pasalnya, kata dia, ada faktor lain yang menyebabkan seseorang berisiko terkena kanker di antaranya faktor genetik, terlalu banyak terpapar zat-zat kimia penyebab kanker, dan gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol.

"Ada beberapa penyakit yang memang faktor genetik ini tinggi, misalnya ibunya kanker payudara biasanya ke anaknya atau cucunya bisa kanker payudara juga," kata dokter lulusan Universitas Indonesia itu.

Ia melanjutkan, seseorang memang tak bisa menghindari faktor risiko yang berasal dari genetik, namun dia tetap bisa mencegah kanker dengan menjalani gaya hidup yang lebih sehat.

"Yang pasti genetik ini tidak bisa dimodifikasi, tapi faktor lainnya bisa ya dengan cara menerapkan perilaku hidup sehat, makan makanan yang sehat, dan ada aktivitas fisik jadi jangan lupa olahraga juga," pungkasnya.

Baca juga: Daging merah picu kanker usus besar pada wanita

Baca juga: "Mager" bisa picu kanker kolorektal di usia muda

 

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022