Klinik tersebut memberikan layanan pemeriksaan kesehatan gratis khusus untuk para pengabdi lingkungan, yakni para pekerja/tenaga kontrak di DLH dan SDA. Skrining juga dijadwalkan secara berkala setiap enam bulan oleh paramedis dari Puskesmas Limboto
Gorontalo (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (DLH dan SDA) Kabupaten Gorontalo bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gorontalo membangun Klinik Kesehatan Kerja khusus untuk melindungi petugas kebersihan, seperti pekerja penyapu jalan, pengangkut sampah, dan para pemangkas rumput dan pohon.

"Dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan kepada para pengabdi lingkungan kami menjadwalkan pemeriksaan kesehatan setiap enam bulan yang akan dilaksanakan oleh petugas dari Puskesmas Limboto," kata Sekretaris Dinas DLH dan SDA Kabupaten Gorontalo, Ivon Riyanto Abdullah di Gorontalo, Senin.

Klinik tersebut, katanya, memberikan layanan pemeriksaan kesehatan gratis khusus untuk para pengabdi lingkungan, yakni, para pekerja/tenaga kontrak di DLH dan SDA. Skrining juga dijadwalkan secara berkala setiap enam bulan oleh paramedis dari Puskesmas Limboto.

Ia menjelaskan jumlah pekerja yang terdaftar di layanan klinik berjumlah 152 orang. "Mereka terbagi dan menangani kebersihan lingkungan di lima kecamatan," katanya.

Peresmian Klinik Kesehatan Kerja khusus itu ditandai dengan pengguntingan pita oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gorontalo, Roni Sampir.

Sekda mengapresiasi tugas para pekerja tersebut. Ia menegaskan, profesi sebagai petugas kebersihan merupakan pekerjaan yang penuh resiko sehingga perlu mendapat perlindungan.

"Karena para pekerja ini saya sebut pahlawan lingkungan, bukan pengabdi lingkungan," katanya.

Bahkan untuk menghargai profesi para petugas kebersihan, Roni Sampir menyatakan keinginannya untuk dapat berkumpul bersama pekerja tersebut.

Klinik Kesehatan Kerja khusus yang dibangun DLH dan SDA bersama Dinkes Kabupaten Gorontalo itu akan memberikan layanan gratis berupa pemeriksaan fisik, mental, gula darah, dan skrining Mata.

Pekerja yang ditemukan berpenyakit atau mengalami kelainan kesehatan lainnya langsung diobati atau dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan.

Sesuai hasil pendataan tenaga kontrak oleh BKSDM, kurang lebih 60 persen dari pekerja pengabdi lingkungan itu tidak memiliki ijazah pendidikan.

Sehingga untuk menjawab hal tersebut,  Pemkab Gorontalo berjanji akan menjamin para pekerja agar bisa mengenyam pendidikan, yakni melalui program Dinas Pendidikan, agar mereka mendapatkan ijazah Paket A, B ataupun C, demikian Roni Sampir.


Baca juga: RSUD Ainun Gorontalo jadi percontohan kampanye gerakan minim sampah plastik

Baca juga: Banjir bandang kembali terjang Kabupaten Gorontalo

Baca juga: 142 peserta Paket C Gorontalo ikuti UN

Baca juga: Saat pandemi, BPBD Gorontalo produksi penyanitasi tangan dari nira


 

Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022