Banjarmasin (ANTARA) - Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd mengingatkan pentingnya vaksinasi untuk mencegah kecepatan penularan COVID-19 varian Omicron subvarian XBB yang kini merebak.

"Bagi yang belum vaksinasi dosis lengkap segera vaksin atau lebih bagus lagi menerima dosis penguat atau booster untuk daya tahan tubuh dari penularan subvarian XBB," kata dia di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa.

Ia mengatakan COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan dalam dua minggu terakhir, baik kasus konfirmasi positif maupun kasus aktif.

Angka tingkat positif COVID-19 nasional juga naik lebih dari tujuh persen.

Omicron subvarian XBB diklaim sebagai penyebab lonjakan kasus infeksi COVID-19 di beberapa negara, termasuk di Indonesia, karena subvarian XBB telah terdeteksi di Indonesia dari kasus pertama yang merupakan transmisi lokal.

"Dari data kasus COVID-19 saat ini subvarian Omicron XBB dianggap sangat menular. Bahkan penularannya jauh lebih cepat daripada subvarian Omicron lainnya," kata dia.

Baca juga: Pakar: Kelangkaan vaksin dan minim pelacakan bahayakan RI hadapi XBB

Oleh karena itu, masyarakat sebaiknya mengenali gejala subvarian XBB agar bisa diperhatikan dan waspadai, antara lain demam atau kedinginan, sakit kepala, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, hidung tersumbat atau pilek, sakit tenggorokan, hilangnya rasa, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, mual atau muntah dan diare.

Syamsul mengutip sebuah studi yang ditulis oleh para peneliti China menemukan XBB memiliki kemampuan terbesar untuk menghindari perlindungan antibodi di antara varian yang baru muncul.

Bahkan, peneliti juga menemukan orang yang pernah terinfeksi virus Corona sebelumnya dan telah divaksinasi tetap bisa terinfeksi COVID-19 subvarian XBB.

Meski begitu, kata dia, vaksinasi COVID-19 tetap penting dilakukan guna meringankan gejala infeksi.

"Oleh karena itu penyintas dan telah divaksinasi jangan lengah, selalu waspada terhadap kemungkinan penularan varian ini dengan disiplin prokes dan menjaga pola hidup bersih dan sehat," ujar Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu.

Baca juga: Epidemiolog: Perkuat prokes guna mencegah risiko penularan varian XBB
Baca juga: Kemenkes minta masyarakat tetap jaga prokes dan tidak panik karena XBB

Pewarta: Firman
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022