Ponorogo (ANTARA) - Warga terdampak longsor di Desa Ngrogung Kecamatan Ngebel, Ponorogo, Selasa, membangun jembatan darurat dari bahan bambu dengan bentang panjang lebih dari 20 meter di atas struktur sungai kering yang ada di batas desa setempat.

“Kami bangun (jembatan darurat) ini untuk memudahkan akses penduduk, khususnya anak-anak sekolah karena jalan umum yang biasanya putus tertimbun longsor,” tutur Juherdani, warga Desa Ngrogung yang ikut kegiatan kerja bakti membangun jembatan darurat.

Jembatan yang dibangun dengan konsep kuno itu memiliki struktur sederhana. Warga memasang beberapa batang bambu yang membentang di antara dua bibir struktur sungai kering yang ada di tengah hutan.

Akses itu dibangun secara dadakan atau darurat karena jalan desa di Desa Ngrogung kini putus total tertimbun material longsor.

Baca juga: Pengungsi dampak tanah longsor Ponorogo masih trauma

Baca juga: Ratusan warga Ngebel Ponorogo mengungsi antisipasi longsor pemukiman


Padahal, jalan yang tertimbun longsor tersebut juga menjadi akses menuju objek wisata Telaga Ngebel dari arah Madiun.

Bencana longsor terjadi hingga dua kali, yaitu di hari Jumat (21/10) dan Senin (24/10/2022), sehingga memperparah kondisi lokasi yang terdampak.

Longsor kedua diketahui berasal dari bukit sebelah longsor pertama. Material longsor semakin menumpuk dengan panjang mencapai satu kilometer lebih.

“’Tandanya terdengar ada bunyi pohon jatuh, ternyata longsor lagi," ujarnya.

Selain memutus total akses Ngebel-Dolopo, longsor turut memutus jaringan air. Diketahui titik longsor merupakan sumber air, serta merusak pekarangan warga. (*)

Baca juga: Trenggalek usul pembangunan tembok penahan tebing antisipasi longsor

Baca juga: Jalan nasional Trenggalek-Ponorogo berangsur normal pascalongsor


Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022