Jakarta (ANTARA) - Vaksinolog sekaligus Dokter Spesialis Penyakit Dalam Dirga Sakti Rambe mengatakan bahwa vaksin human papillomavirus (HPV) tidak mengandung virus apapun dan aman bagi tubuh.

“Kandungan vaksin itu ada bahan aktif vaksin yang disebut antigen. Untuk vaksin HPV, tidak mengandung virus, jadi kemungkinannya nol. Tidak mungkin orang kena kanker serviks kalau disuntik vaksin HPV,” kata Dirga yang juga Founder Imuni itu dalam Kelas Jurnalis Pencegahan Kanker Serviks yang diikuti di Jakarta, Rabu.

Dirga menuturkan vaksin adalah zat yang menstimulasi sistem imunitas tubuh untuk menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit secara spesifik. Vaksinasi adalah cara pencegahan suatu penyakit yang sudah terbukti secara ilmiah efektif untuk mencegah penyakit.

Baca juga: Ahli: Efektivitas vaksin HPV lebih tinggi ketika diberikan kepada anak

Pada vaksin HPV, penggunaannya hanya ditujukan untuk mencegah terjadinya kanker serviks saja, bukan untuk penyakit lainnya. Imunisasi HPV nantinya akan memicu respons sistem kekebalan tubuh di mana vaksin akan membentuk kekebalan jangka panjang, yang biasanya didapat secara alami setelah penyembuhan penyakit infeksi.

“Orang kalau tidak divaksinasi, itu pasti sakit dulu, terinfeksi dulu baru punya kekebalan. Tapi kalau sudah divaksinasi, dia bisa punya antibodi sebelum terinfeksi,” ujarnya.

Vaksin HPV sudah digunakan secara luas di seluruh dunia dan memiliki profil keamanan yang sangat baik. Vaksin itu juga terbukti dapat menekan kasus yang ada di dalam masyarakat. Berdasarkan rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pula, vaksin HPV sangat baik untuk diberikan pada anak perempuan sebagai pencegahan utama kanker serviks.

Baca juga: Kemenkes: Vaksin HPV resiliensi cegah kanker serviks sejak dini

Dirga menyebutkan vaksin HPV memiliki tiga manfaat yakni mencegah infeksi virus HPV tidak masuk ke dalam tubuh sama sekali, kalau pun terpapar tetap tidak bisa masuk ke dalam tubuh. Kedua, bila virus telah masuk, ia tetap tidak bisa menyebar dan hanya berada di sekitar area lokal saja karena sudah ada antibodi dari vaksin HPV.

Sedangkan yang ketiga, jika virus terlanjut masuk ke dalam tubuh, vaksin membantu untuk tidak memberikan kesempatan bagi virus berkembang dan tubuh menjadi terlindungi. Efektivitasnya berdasarkan penelitian pun, juga tinggi yakni mencapai 90-100 persen.

Dirga juga meminta masyarakat untuk tidak khawatir atas timbulnya rasa tidak enak badan setelah dilakukannya vaksinasi. Sebab, rasa tersebut merupakan respons tubuh terhadap berbagai zat vaksin yang telah dilepaskan. Adapun Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang mungkin terjadi hanya nyeri di bekas suntikan, pusing atau demam yang hilang dalam waktu satu atau dua hari.

Baca juga: Dokter: Anak di atas lima tahun harus vaksin HPV cegah kanker serviks

“Jadi jangan khawatir ya, imunisasi sudah kita kerjakan sejak puluhan sampai ratusan tahun. Ini sudah terbukti juga diberbagai penyakit. Kalau kita bandingkan jumlah penyakit (HPV) sebelum dan sesudah ketika ada vaksin, itu turun. Ini bukti keberhasilan imunisasi,“ katanya.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022