Semangat KAA 1955 yang digagas Presiden Pertama RI Soekarno di Kota Bandung, memiliki relevansi yang amat kuat.
Bandung (ANTARA) -
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengatakan pertemuan perwakilan akademisi dari negara delegasi Asia-Afrika pada acara "Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective", dalam rangka memperingati Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa, berkontribusi menjaga perdamaian dunia.
 
"Kami menyambut baik perwakilan akademisi dari negara delegasi Asia-Afrika yang hadir dalam acara 'Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective', yang diselenggarakan dalam rangka memperingati pelaksanaan Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 di Bandung, karena semangat KAA 1955 yang digagas Presiden Pertama RI Soekarno di Kota Bandung, memiliki relevansi yang amat kuat," kata Ahmad Basarah.
 
Terlebih, kata Ahmad Basarah, ditambah lewat pidato Bung Karno di PBB pada 30 September 1960 berjudul 'To Build The World Anew', membangun suatu tatanan dunia baru, yang menunjukkan bahwa situasi hari ini membutuhkan keseimbangan.
 
"Saya kira dalam konteks itu para akademisi yang berkumpul hari ini dan di beberapa kota lain, selain di Bandung, kita harapkan memberikan kontribusi bagi upaya kita bersama untuk menjaga perdamaian dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial," kata Ahmad Basarah.
 
Turut hadir dalam acara tersebut anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira, pengamat bidang militer dan pertahanan keamanan Connie Rahakundini Bakrie, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Padjajaran Prof Hendarmawan, dan sejumlah perwakilan akademisi dari negara delegasi Asia-Afrika.
 
Basarah mengulas soal kegiatan MPR RI yang juga melakukan Konferensi MPR tingkat dunia, yang melibatkan negara-negara Asia Afrika.
 
Menurut Basarah, dari rangkaian acara ini diharapkan seluruh pemangku kepentingan di seluruh negara Asia-Afrika, kembali menggelorakan semangat persatuan dalam menjaga perdamaian dunia.
 
"(Negara-negara Asia-Afrika, Red) bangkit dan mereaktualisasi kembali sesuai dengan konteks zaman semangat konferensi Asia Afrika tahun 1955," kata Basarah.
 
Sementara itu, akademisi sekaligus pengamat bidang militer dan pertahanan keamanan Connie Rahakundini Bakrie memuji sambutan Presiden Kelima RI Megawati Seokarnoputri dalam pembukaan 'Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective'.
 
Megawati menceritakan bagaimana momen-momen Konferensi Asia Afrika dan bagaimana pembicaraan-pembicaraan besar dilahirkan.
 
Maka dari itu, konferensi bersama perwakilan akademisi Asia Afrika ini, juga akan menelusuri sejumlah kota yang menjadi sejarah Konferensi Asia Afrika. Mulai dari Bandung, Blitar, dan Surabaya.
 
Di Blitar, nantinya para perwakilan akademisi itu akan diajak untuk mengunjungi makam Bung Karno.
 
"Jadi itu betul-betul kerja sama kumpulan para akademisi dengan semangat membangun dunia baru yang lebih sehat dan lebih fair terutama dalam gerakan menghidupkan kembali Non Blok," kata Connie.
 
Sementara, Wakil Rektor Unpad Bidang Riset dan Inovasi Prof Hendarmawan pun menyambut baik pertemuan antarakademisi perwakilan negara Asia-Afrika.
 
Menurut dia, hal ini menjadi wujud implementasi akademik yang berorientasi pada kebaikan, perdamaian dan kemajuan bangsa Asia-Afrika. "Khususnya terhadap negara yang terlibat di Konferensi Asia Afrika," kata Prof Hendarmawan.
Baca juga: Megawati sebut KAA dan Dasa Sila Bandung jadi piagam kemerdekaan
Baca juga: ANRI: Semangat Konferensi Asia Afrika terekam dengan baik dalam arsip

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022