Klaster industri net zero Jababeka dibangun di atas dasar yang telah kami letakkan sebagai kawasan industri selama lebih dari 30 tahun dengan perusahaan dari 30 negara untuk bertransformasi di masa depan, menggunakan teknologi dan digital dalam opera
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pabrik yang berada pada kawasan industri Jababeka di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, telah menandatangani pernyataan bersama dan mengumumkan diri untuk menjadi klaster industri net zero yang mengusung konsep nol emisi karbon.

Hal ini merupakan hasil konkret dari Task Force Energy, Sustainability, and Climate (TF ESC) B20 dengan mendorong kolaborasi untuk klaster industri dengan emisi nol bersih pertama di Asia Tenggara.

"Klaster industri net zero Jababeka dibangun di atas dasar yang telah kami letakkan sebagai kawasan industri selama lebih dari 30 tahun dengan perusahaan dari 30 negara untuk bertransformasi di masa depan, menggunakan teknologi dan digital dalam operasionalnya," kata Managing Director Jababeka Infrastruktur Agung Wicaksono dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

"Inisiatif tersebut membantu perusahaan-perusahaan yang ada di kawasan industri terbesar di Asia Tenggara untuk mengambil peran utama dalam mengatasi meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk berkelanjutan dan praktik bisnis yang bertanggung jawab," katanya.

Pabrik-pabrik yang tergabung dalam Program Net Zero itu adalah Pertamina, Hitachi, Unilever, dan L'Oréal. Klaster emisi nol bersih tersebut didukung oleh World Economic Forum dan Accenture sebagai bagian dari inisiatif Transitioning Industrial Clusters towards Net Zero yang bekerja sama dengan Accenture dan EPRI.

Usai penandatanganan tersebut, kelompok pabrik Jababeka bakal mengembangkan solusi dekarbonisasi di Kawasan Industri Jababeka dengan target mencapai emisi karbon nol bersih sebelum tahun 2050 untuk mendukung target net zero emission Indonesia pada tahun 2060.

Chair of the B20 Energy, Sustainability, and Climate Change, Nicke Widyawati mengatakan usaha meningkatkan penggunaan solusi energi terbarukan penting untuk menurunkan emisi karbon dari aktivitas industri.

"Tetapi untuk mencapai dekarbonisasi membutuhkan kolaborasi antar banyak pemangku kepentingan. Jadi, kami mencari perusahaan tambahan di Jababeka untuk bergabung dengan kelompok baru ini," kata Nicke yang juga menjabat selaku Direktur Utama Pertamina.

Kawasan Industri Jababeka yang memiliki luas 5.600 hektare adalah kompleks industri untuk manufaktur dan operasi lainnya dari lebih dari 2.000 perusahaan dari 30 negara, termasuk perusahaan internasional terkemuka dan lokal.

Klaster industri baru itu membawa pendekatan multi-pemangku kepentingan yang terkoordinasi untuk mencapai dekarbonisasi industri. Adapun bidang minat utama dari klaster tersebut mencakup panel surya atap; pengelolaan limbah organik; manufaktur sirkular; mobilitas listrik; dan mengeksplorasi solusi hidrogen dan penangkapan karbon, pemanfaatan, dan penyimpanan (CCUS).

Baca juga: Jababeka berkomitmen menjadi "Green Company"

Baca juga: GSS gandeng Jababeka digitalisasi kawasan industri secara terintegrasi

Baca juga: UI Kembangkan Pusat Penelitian Industri di Jababeka

Baca juga: Jababeka : dunia usaha Bekasi masih andalkan pekerja asing

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022