hari ini hasil pengukuran seluruh bayi balita itu angkanya 2,4 persen tadi
Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam Kepulauan Riau melakukan pemantauan secara berkala terhadap anak stunting melalui keberadaan tenaga pendamping sehingga cepat tertangani dengan baik.

Wakil Wali Kota Batam yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Batam Amsakar Achmad di Batam, Senin mengatakan tim pendamping keluarga yang ada di lingkungan masyarakat secara rutin melakukan intervensi gizi terhadap anak stunting sehingga pertumbuhannya kembali normal.

Selain melakukan pemantauan terhadap anak stunting, TPPS juga melakukan hal yang sama terhadap ibu hamil sebagai upaya pencegahan kelahiran anak stunting.

"Ibu hamil yang terlayani dilakukan pemeriksaan dan kemudian pemeriksaan ulang, pemberian gizi atau vitamin untuk ibu-ibu hamil. Kemudian anak yang pada saat lahir itu memiliki indikasi tertentu ini yang harus terus dikejar. Jangan hanya sekali periksa," kata Amskasar.

Terkait dengan keluarga rawan stunting juga menjadi perhatian bagi TPPS agar dapat dikunjungi dalam rentang waktu tertentu, serta diberikan gizi ataupun vitamin sesuai dengan ketentuan yang ada.

Baca juga: BKKBN targetkan angka stunting di Kepri turun jadi 10,2 persen 2024
Baca juga: 5.684 tenaga pendamping keluarga di Batam upaya cegah stunting


Lebih lanjut Amsakar menjelaskan terdapat dua cara dalam menangani sunting yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

"Intervensi spesifik itu langsung menangani objeknya, masyarakat yang diperkirakan akan mengalami stunting, calon pengantin hingga anak yang sampai berumur 2 tahun. Kalau intervensi sensitif dilakukan oleh dinas-dinas terkait dalam membuat sebuah kegiatan dalam mendukung menurunkan angka stunting," kata dia.

Sebelumnya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Kepulauan Riau berupaya untuk menekan angka stunting pada balita di daerah setempat dari 2,4 persen menjadi nol persen pada tahun 2024.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepri Rohina mengatakan berdasarkan hasil dari Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGM) Kota Batam berada pada angka 2,4 persen yang sebelumnya pada bulan Februari berada di angka 6,2 persen.

"Alhamdulillah berkat konvergen dan kerja keras dari leading sektor yang ada di Kota Batam, dan hari ini hasil pengukuran seluruh bayi balita itu angkanya 2,4 persen tadi. Sehingga kami harapkan di tahun 2024 jangan ada lagi bayi yang stunting atau semua yang stunting sudah teratasi sehingga menghadirkan SDM yang berkualitas," kata Rohina.

Adapun sejumlah upaya yang dilakukan oleh BKKBN sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia di antaranya melakukan kerja sama dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), melakukan pendampingan terhadap calon pengantin, hingga bayi yang terindikasi stunting akan mendapatkan pendampingan dari tim pakar.

Baca juga: Pemkot Batam libatkan tokoh agama dalam upaya penurunan stunting

Pewarta: Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022