"Salah satunya bencana banjir yang sering kali mengancam warga di bantaran sungai," kata Pendiri JBI Kabupaten OKU Hendra Setyawan di Baturaja, Kamis.
Menurut dia, sebagian besar kawasan DAS sudah banyak yang rusak akibat perambahan liar yang dialihfungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit.
Baca juga: Jejak Bumi Indonesia OKU jalankan program rehabilitasi hutan dan DAS
Jenis tanaman ini memiliki daya serap air yang sangat rendah, sehingga jika hujan deras Sungai Ogan meluap hingga menimbulkan bencana banjir.
Oleh sebab itu, kata dia, untuk memperbaiki kualitas DAS pihaknya melakukan gerakan menanam bibit pohon unggul dan produktif, seperti jenis pinang, bambu durian, jengkol dan petai.
Jenis-jenis tanaman ini memiliki daya serap air yang sangat tinggi, sehingga diharapkan dapat meminimalisasi terjadinya bencana banjir saat musim hujan.
"Ada ribuan bibit pohon yang kami tanam bersama masyarakat binaan JBI di sepanjang DAS Ogan," katanya.
Gerakan menanam pohon ini dilakukan sebagai upaya menyelamatkan lahan kritis agar kembali produktif sekaligus melestarikan kawasan hutan lindung dan DAS supaya tetap lestari.
Baca juga: BPBD imbau masyarakat di DAS Ogan waspada banjir bandang
Baca juga: Jejak Bumi Indonesia OKU Sumsel tanam bibit pohon bambu di DAS Ogan
"Di sejumlah daerah di Sumsel, termasuk Kabupaten OKU ini banyak lahan kritis akibat perambahan hutan secara liar, sehingga diperlukan upaya konservasi agar tetap lestari," ujarnya.
Ia berharap melalui kegiatan menanam pohon ini dapat menjaga alam sekitar agar tetap hijau dan hasil panen tanaman yang ditanam nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah itu.
Pewarta: Edo Purmana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022