Bogor (ANTARA News) - Puluhan aktivis Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII) yang "dikomandani" ketuanya, Habib Abdurrahman Assegaf, Rabu, menggelar aksi memasang spanduk di tempat-tempat strategis di Kota Bogor, yang intinya meminta kepada seluruh masyarakat untuk mewaspadai kembali bangkitnya paham komunis. "Tanda-tanda kebangkitan komunis sudah tampak di depan mata, salah satunya melalui perdukunan dan aksi-aksi buruh," kata Habib Abdurrahman Assegaf, disela-sela aksi menentang bangkitnya komunis di lapangan parkir Tugu Kujang, Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar). Untuk itu, pihaknya mengajak masyarakat untuk mewaspadai kebangkitan paham komunis tersebut ke tengah-tengah masyarakat. Selain melalui perdukunan, kata dia, komunis juga mudah disusupkan dalam aksi demo buruh yang akhir-akhir ini marak dilakukan oleh buruh untuk menuntut berbagai hal pada pemerintah. "Saya mengkhawatirkan aksi buruh ini disusupi oleh komunis, karena gaya seperti itu pernah dilakukan," katanya menjelaskan fenomena aksi buruh yang terjadi-akhir-akhir ini. Namun, dirinya mengaku tidak menuding bahwa aksi buruh tersebut ditunggangi oleh komunis. "Saya hanya mengkhawatirkan saja," katanya. Dalam aksi yang diikuti oleh puluhan massa ini, mereka berkeliling membawa spanduk yang berisi menentang ajaran komunis. Salah satu spanduk yang dipasang di Tugu Kujang berisi pesan "Awas Komunis (PKI) Jangan Biarkan Bangkit Kembali" dan "Ingat!!! PKI Telah Menyengsarakan dan Menghina Rakyat, Jangan Terlena Tipu Daya Mereka". Sementara itu, di tempat terpisah, Komandan Korem (Danrem ) 061/Suryakencana Bogor Kolonel (Inf) Edhy Riyanto yang ditemui disela-sela acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Batalion Infanteri (Yonif) 315/Kujang, Gunung Batu menyatakan bahwa saat ini pihaknya telah menengarai adanya dua orang yang diindikasikan menyebaran simbol-simbol grafiti komunisme yang ditemukan di Lapangan Sempur 17 April lalu. "Data sedang dikumpulkan, jika sudah cukup data maka akan dialihkan ke Polwil Bogor untuk ditindaklanjuti karena Korem tidak punya payung hukum untuk menindak," katanya. Ketika didesak lebih lanjut, ia tidak bersedia menyebut kedua nama yang menjadi incaran tersebut. "Karena ini baru diduga, jadi masih dirahasiakan," katanya. Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan melakukan penelitian dan kajian atas buku-buku yang berisi ajaran komunis di Bogor dalam waktu dekat ini, termasuk melakukan "sweeping" buku-buku dimaksud. Menurut dia, "sweeping" akan dilakukan untuk menghindari ancaman "sweeping" yang akan dilakukan oleh organisasi massa yang tidak berwenang melakukan kegiatan semacam itu. Beberapa hari lalu, Wakil Ketua Pemuda Panca Marga (PPM) Kota Bogor Hafidz mendesak pihak berwenang agar menarik peredaran buku-buku yang mengandung paham komunis dari wilayah kota Bogor. "Jika ini tidak dihiraukan dalam waktu 2x24 jam maka anggota PPM siap melakukan `sweeping` terhadap buku-buku tersebut," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006