Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) sekaligus mantan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan circular economy atau ekonomi sirkular mampu menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru hingga tahun 2030.

Bambang Brodjonegoro yang juga merupakan Chairman Board Trustee National Center Sustainability Report (NCSR), dalam keterangan di Jakarta, Rabu, menuturkan transisi ke ekonomi sirkular akan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar Rp593 – 638 triliun atau setara dengan 2,3 – 2,5 persen PDB pada 2030.

Ia berharap kedepannya korporasi dapat menciptakan ekonomi sirkular karena merupakan peluang bisnis saat ini.

Ekonomi sirkular merupakan pendekatan sistem ekonomi melingkar, dengan memaksimalkan kegunaan dan nilai tambah dari suatu bahan mentah, komponen, dan produk, sehingga mampu mereduksi jumlah bahan sisa yang tidak digunakan dan dibuang ke tempat pembuangan akhir.

"Circular economy tidak hanya sekedar program melalui kegiatan CSR atau charity, tetapi menjadi bagian dari model bisnis baru. Dibutuhkan kerja sama yang baik antara pemerintah, perusahaan, masyarakat sipil, lembaga keuangan dan organisasi penelitian," ujarnya saat acara penganugerahan Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) di Jakarta pada 25 November 2022. 

Baca juga: Bisnis dan lingkungan harus jalan beriringan

ASRRAT 2022 diselenggarakan NCSR dengan tema “Pathway to Circular Economy.” Penghargaan yang telah berjalan selama 18 tahun ini, diikuti oleh 50 perusahaan lintas negara yaitu Indonesia, Filipina, Bangladesh, Australia, dan Rusia.

Pada perhelatan tersebut PT Kideco Jaya Agung (Kideco) anak perusahaan energi PT Indika Energy Tbk (INDY), berhasil meraih peringkat Gold Rank kategori laporan keberlanjutan.

Chief Finance Officer (CFO) Kideco Togi Ottoman Bernard pada acara tersebut menyampaikan pihaknya berkomitmen terus menyempurnakan pelaporan keberlanjutan, untuk disampaikan ke publik. Kata dia, salah satu fokus saat ini adalah implementasi dari ESG (Environmetal, Social and Governance).

“Penghargaan ini menjadi semangat kami agar terus menyempurnakan pelaporan keberlanjutan yang kami susun untuk pengungkapan kepada publik. Saat ini dunia sedang dihadapkan dengan isu ESG, dan pelaporan ini adalah salah satu basis implementasi ESG kami kepada stakeholders, sejauh mana kami berkontribusi terhadap isu-isu pembangunan berkelanjutan dan melalui pelaporan ini semua dapat dipertanggungjawabkan," ujarnya. 

Baca juga: Industri diminta berdaya saing dan lestarikan lingkungan

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022