Makassar (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui Deputi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN Muh Rizal Martua Damanik mengencarkan sosialisasi Air Susu Ibu (ASI) untuk mencegah Stunting pada anak.

"Pemanfaatan ASI ini harus mendapatkan dukungan keluarga, agar anak menjadi sehat dan terhindar dari Stunting," kata Rizal disela kunjungan kerjanya di Kabupaten Luwu, Sulsel, Minggu.

Baca juga: Asosiasi Ibu Menyusui di Kalbar gencarkan sosialisasi PMBA

Pada kesempatan tersebut, ia juga meminta agar pihak Percepatan Penurunan Stunting (PPS) para penyuluh KB, Tim Pendamping Keluarga (TPK) serta Pengurus Tim Penggerak PKK tingkat kecamatan dan desa senantiasa mengedukasi masyarakat agar mendorong para ibu memberikan ASI pada anak-anaknya.

Dia mengatakan, Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh dan kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis, yakni dalam jangka panjang di periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menyebabkan tinggi badannya lebih pendek dari pada anak seusianya.

Baca juga: BKKBN kerahkan posyandu NTB pantau rutin kesehatan anak cegah stunting

Karena itu, lanjut dia, masyarakat harus memperhatikan periode emas anak yang sudah dimulai sejak dibuahinya sel telur oleh sperma atau masa kehamilan, sehingga pada masa kehamilan, para ibu perlu memenuhi asupan gizi yang seimbang dan memberikan stimulasi sesuai tahapan tumbuh kembang janin.

Rizal menjelaskan, 1000 Hari Pertama Kehidupan terdiri atas 270 hari dimasa kehamilan dan 730 hari pasca melahirkan atau hingga anak berusia dua tahun.
 
Suasana Deputi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN Muh Rizal Martua Damanik melakukan sosialisasi Air Susu Ibu (ASI) untuk mencegah Stunting pada anak di Kabupaten Luwu, Sulsel. ANTARA/HO-BKKBN Sulsel/am.


Baca juga: Pangan lokal jadi alternatif cegah kejenuhan bantuan stunting

Periode ini menjadi masa emas dan sensitif pertumbuhan dan perkembangan anak, karena seluruh organ tubuh anak termasuk otak akan berkembang pesat pada periode ini, sehingga penting dilakukan pemberian asupan gizi yang lengkap dan seimbang guna mendukung tumbuh kembang anak dapat maksimal.

Setelah anak lahir maka seorang ibu harus memperhatikan pemberian ASI secara eksklusif kepada bayi selama enam bulan berturut-turut tanpa makanan tambahan lain.

Baca juga: Dexa Group jadi mitra BKKBN dalam cegah stunting

"Ini menjadi salah satu cara mencegah agar bayi tidak tumbuh stunting,” ujar Rizal.

Menurut dia, kandungan gizi dalam ASI paling lengkap dan paling sesuai dengan perut bayi, sehingga memberikan ASI sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi pada usia enam bulan.

Baca juga: Pakar IPB University: Cegah stunting dengan optimalkan fungsi keluarga

Namun diera modern saat ini, dia mengakui, banyak alasan para ibu untuk tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya sehingga dibutuhkan peran seorang ayah dalam pemberian ASI eksklusif.

“ASI merupakan asupan makanan bagi bayi yang bergizi, praktis dan ekonomis, sehingga tidak membutuhkan biaya yang mahal," katanya.

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022