Denpasar (ANTARA) - Perancang pohon Natal untuk GPIB Maranatha di Kota Denpasar, Provinsi Bali, menggunakan masker sebagai salah satu penghias pohon Natal guna mengingatkan jemaat agar tetap memakai masker saat mengikuti kegiatan di gereja.

"Konsepnya ingin menunjukkan bahwa sekarang masih COVID-19, meski sudah dibebaskan untuk tidak pakai masker, tapi harus tetap pakai di gereja untuk jaga kesehatan," kata Todi WD, perancang pohon Natal untuk GPIB Maranatha di Kota Denpasar, Rabu.

Pohon Natal yang disiapkan oleh Todi bersama tim selama lima hari hiasannya terdiri atas masker, batok kelapa, dan lampu-lampu yang dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat seperti bunga-bunga.

"Ini menggunakan 70 batok kelapa dan 70 masker juga. Untuk beli masker dan kabel tidak sampai Rp300 ribu," kata Todi.

Dia menambahkan, penyiapan pohon Natal juga meliputi pemasangan dedaunan dan lampu-lampu sisa pada bekas pohon Natal milik Gereja Immanuel Jalan Sudirman dan GPIB Maranatha.

Todi mengatakan bahwa penyiapan pohon Natal setinggi empat meter sebagaimana yang dibuat oleh timnya biasanya bisa menghabiskan biaya sampai Rp15 juta.

Oleh karena itu, menurut dia, gereja sempat mengalokasikan dana Rp8 juta untuk menyiapkan pohon Natal beserta hiasannya.

Namun, ia melanjutkan, tim memutuskan untuk menyiapkan pohon Natal menggunakan beberapa barang bekas sehingga biayanya menjadi lebih hemat.

"Saya 20 tahun sudah membuat pohon Natal yang menggunakan bahan bekas. Dulu saya pernah buat pohon Natal dari kemasan air mineral, karena terlalu banyak sampah yang dihasilkan setiap habis acara gereja. Tahun depannya saya buat dari kotak nasi bekas juga," kata dia.

Konsep rancangan pohon Natal tahun ini, menurut Todi, dilandasi oleh keinginan untuk mengajak jemaat tetap menerapkan kehati-hatian dengan menerapkan protokol kesehatan selama mengikuti kegiatan di gereja meski penularan COVID-19 sudah menurun.

"Pesan pihak gereja, protokol kesehatan COVID-19 tetap dijaga. Jemaat saat ibadah harus tetap pakai masker walaupun COVID-19 sudah menurun," katanya.

Menurut Todi, pohon Natal dengan pesan protokol kesehatan dipajang di gereja yang terletak di Jalan Surpati Denpasar mulai sekarang sampai Januari 2023.

"Pohon Natal ini bebas, tanpa ada aturan yang mengikat. Saya mau tunjukkan ke orang luar yang bukan hanya umat Kristen, karena pohon Natal sebagai bentuk perayaan harus ditunjukkan," katanya.

Baca juga:
Rekomendasi wisata perbukitan untuk liburan Natal dan Tahun Baru
BMKG minta masyarakat waspada cuaca ekstrem saat Natal dan Tahun Baru

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022