Gorontalo (ANTARA) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi kesehatan Universitas Negeri Gorontalo memanfaatkan daun kelor, untuk mendukung program pemerintah dalam pencegahan dan penurunan angka stunting.
 

Para mahasiswa melakukan inovasi dengan mengolah daun kelor menjadi beragam makanan untuk warga di Desa Panggulo Barat Kecamatan Botupingge, Kabupaten Bone Bolango.
 

“Sesuai dengan tema KKN-PK yang diberikan yakni pencegahan stunting, kami memanfaatkan daun kelor yang melimpah di desa untuk diolah menjadi makanan tambahan yang sehat untuk pencegahan stunting pada balita,” kata mahasiswa KKN PK-UNG Prodi S1 Kedokteran Trisha Firsty Okivia Siswadi, Kamis.
 

Agar lebih menarik dan mudah dikonsumsi, Trisha dan teman-temannya mengolah daun kelor menjadi bolu kukus yang lezat.
 

Kelor yang memiliki nama latin Moringa oleifera mengandung protein yang dua kali lebih banyak dari yoghurt.

Baca juga: BKKBN minta calon pengantin perlu konsumsi daun kelor kaya kalsium

Baca juga: Manfaat daun kelor untuk kesehatan

 

Selain itu daun ini memiliki kandungan potasium yang tiga kali lebih banyak dari pisang, serta kandungan vitamin A empat kali lebih banyak dari wortel sehingga sangat penting untuk dikonsumsi balita dalam memenuhi kebutuhan vitamin untuk mencegah stunting.
 

Trisha dan teman-temannya membagikan bolu kukus kelor kepada anak-anak di desa itu.
 

“Saat membagikan kuenya, kami juga memberikan informasi kandungan gizi dan manfaat kelor dalam mencegah stunting melalui selebaran,” ujarnya.
 

Menurutnya daun kelor biasanya tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ataupun dimasak menjadi sayur bening, namun juga sebagai bahan untuk membuat camilan sehat.
 

Pihaknya ingin mendorong masyarakat memanfaatkan tanaman-tanaman di sekitar, yang dapat menjadi sumber gizi bagi keluarga.
 

Baca juga: Teten Masduki ungkap dukungan pengembangan produk daun kelor

Pewarta: Debby H. Mano
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023