Karawang (ANTARA) - PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI), perusahaan pembuat katalis pertama di Indonesia segera berdiri di Kawasan Industri Kujang Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

"Sekarang progres pembangunan pabrik katalis sudah mencapai 90 persen," kata Yoyon Daryono, Project Manager PT Katalis Sinergi Indonesia, di lokasi proyek, Kawasan Industri Kujang Cikampek, Karawang, Rabu.

Ia menyampaikan kalau saat ini pembangunan pabrik katalis itu sudah masuk tahap penyelesaian pabrikasi dan konstruksi. Ditargetkan rampung pada pekan terakhir Februari 2023.

PT Katalis Sinergi Indonesia akan memproduksi katalis hydrotreating sebagai bahan penting dalam pembuatan bahan bakar nabati yang merubah minyak sawit menjadi green diesel (D100).

Selain itu, PT KSI juga bisa membuat katalis oleochemical untuk beragam industri.

"Perusahaan ini diproyeksikan bisa membuat tujuh jenis produk katalis, yaitu empat jenis katalis hydrotreating dan tiga jenis katalis oleochemical. Desain kapasitas pabrik ini adalah 800 ton per tahun” kata Yoyon.

Produksi itu diharapkan bisa memenuhi kebutuhan katalis dalam negeri. Alhasil, ketergantungan impor katalis selama ini bisa terkikis. Sehingga, Indonesia tidak perlu mengimpor hampir seluruh kebutuhan katalis dari luar negeri.

Direktur Utama PT KSI, Achmad Setiawan, menyampaikan dengan berdirinya pabrik itu, diupayakan kemandirian agar tidak tergantung kepada bangsa asing.

"Kita akan buktikan kalau Indonesia mampu membuat katalis sendiri," katanya.

KSI merupakan wujud nyata sinergi antara perusahaan BUMN dengan lembaga pendidikan dan para ilmuwan.

PT Pupuk Kujang telah bergabung dengan PT Pertamina Lubricant, dan PT Rekacipta Inovasi (ITB) dalam satu konsorsium untuk melahirkan PT KSI.

Adapun porsi kepemilikan saham dalam konsorsium adalah: PT Pertamina Lubricants (38 persen), PT Pupuk Kujang (37 persen) dan PT Rekacipta Inovasi ITB (25 persen).

Katalis sendiri merupakan zat atau material untuk mempercepat dan mengarahkan reaksi kimia saat mengkonversi suatu bahan baku menjadi bahan lain yang diinginkan.

Dalam pembuatan bahan bakar nabati (BBN) misalnya, katalis berfungsi untuk mempercepat reaksi dalam proses perubahan minyak sawit atau minyak buah jarak menjadi BBN. Baik itu bensin, bahan bakar diesel bahkan bahan bakar pesawat terbang atau avtur.

Bahan bakar nabati ini ke depan diproyeksikan akan banyak digunakan. Sebab, BBM dari minyak bumi bersumber fosil akan semakin menipis karena tidak dapat diperbaharui.

Dengan katalis, Indonesia bisa mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam kehidupan sehari-hari.

Pembuatan katalis sebagai penyokong energi searah dengan misi pemerintah untuk migrasi ke energi yang bisa diperbaharui dan ramah lingkungan. Bahan bakar nabati akan menjadi opsi selain kendaraan listrik. 


Baca juga: BNI kembangkan pabrik katalis Merah Putih, dukung "go green"
 

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023