Tokyo (ANTARA) - Pemerintah Jepang akan menunjuk Kazuo Ueda, seorang akademisi dan mantan anggota dewan kebijakan Bank of Japan (BOJ), sebagai Gubernur Bank Sentral Jepang, menggantikan Haruhiko Kuroda yang akan turun dari jabatannya pada April mendatang.

Menurut koran Nikkei pada Jumat, pemerintah juga akan mencalonkan Ryozo Himino, mantan Kepala Otoritas Jasa Keuangan Jepang, dan pejabat eksekutif BOJ Shinichi Uchida sebagai wakil gubernur.

Pemerintah awalnya ingin menunjuk Wakil Gubernur BOJ Masayoshi Amamiya untuk mengambil alih posisi Kuroda, tetapi Amamiya menolak,demikian menurut laporan Nikkei tanpa mengutip sumber.

Pemerintah Jepang akan mengajukan para calon Gubernur dan Wakil Gubernur bank sentral Jepang tersebut ke parlemen pada 14 Februari mendatang.

Para investor dalam beberapa bulan terakhir telah berupaya untuk meningkatkan imbal hasil obligasi (bond yields) Pemerintah Jepang, seiring dugaan bahwa BOJ akan mulai meniadakan program stimulus berskala masif, ketika jabatan gubernur baru dimulai.

Banyak analis mengatakan penunjukan Ueda adalah sebuah hal yang mengejutkan. Menurut prediksi analis, BOJ di bawah kepemimpinan Ueda mungkin akan merubah haluan kebijakan moneter jangka pendek.

Sementara itu, setelah laporan Nikkei tentang pencalonan tersebut, kurs yen terhadap dolar AS menguat dari sekitar 131,55 yen per dolar menjadi sekitar 130,60 yen per dolar.

Tetapi hal itu masih menghasilkan reaksi yang biasa saja, dengan dolar yang turun 0,5 persen saat terakhir diperdagangkan terhadap yen di 130,85.

Dalam sebuah tulisan opininya di koran Nikkei pada Juli 2021, Ueda memperingatkan BOJ agar tidak menaikkan suku bunga secara terburu-buru hanya karena angka inflasi sempat melebihi 2 persen.

Dia juga mengatakan BOJ harus mempertimbangkan exit strategy atau rencana kontinjensi dari kebijakan moneter yang disebut sangat longgar, dan harus sesekali mengawasi program stimulus besar-besaran itu, menurut opini tersebut.

Ueda menjabat di dewan BOJ dari tahun 1998 hingga 2005.

Pada Agustus 2000, dia menentang kenaikan suku bunga 0,25 persen dengan alasan bahwa bank sentral dapat menunggu beberapa saat lagi, mengingat inflasi yang terbilang kecil. BOJ kemudian menarik keputusannya dan menurunkan suku bunga.

Sumber: Reuters
Baca juga: Dolar anjlok terhadap yen, diduga BoJ intervensi jelang akhir pekan
Baca juga: Dolar berakhir naik terhadap yen, karena kebijakan BoJ super longgar

 

Penerjemah: Kenzu Tandiah
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023