Bantul (ANTARA) - Satuan Reserse Kriminal Polres Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menangkap enam terduga pelaku pembunuhan seorang buruh harian lepas di kawasan Gumuk Pasir Parangtritis.

Kasihumas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry Prana Widnyana di Bantul, Jumat, mengatakan salah satu dari enam terduga pelaku itu sebelumnya mengaku sebagai saksi yang menemukan mayat di Gumuk Pasir Parangtritis dan memberikan pernyataan tidak benar.

"Hasil pemeriksaan awal, keterangan saksi kurang jelas dan didapatkan keterangan baru bahwa keterangan saksi adalah tidak benar. Saksi merupakan pelaku berinisial DB (33) alias Ucil. Saat didalami lebih lanjut, didapatlah pelaku lainnya. Total ada enam pelaku yang diamankan Satreskrim Polres Bantul," kata Jeffry.

Berdasarkan keterangan awal dari DB alias Ucil, lanjut Jeffry, yang bersangkutan bersama teman-temannya mengarang cerita tentang penemuan mayat di Gumuk Pasir Parangtritis, Kretek, Bantul, pada Jumat pagi, sekitar pukul 04.00 WIB.

"Korban dianiaya sebelumnya. Dikarenakan korban sesak nafas dan sudah tidak bergerak, maka para pelaku membawanya ke rumah sakit," katanya.

Baca juga: Polres Bantul edukasi siswa SD terkait isu penculikan anak

Selain Ucil, lima pelaku lain yang diamankan polisi ialah B, N, F alias Kincling, R, serta J alias Si Jack. Jumat siang, sekira pukul 14.55 WIB, keenam pelaku tersebut tiba di Polres Bantul untuk pemeriksaan.

Sementara itu, identitas korban diketahui bernama Hatta Rosid Ardianto, laki laki kelahiran 28 Juni 1999. Korban merupakan buruh harian lepas yang beralamatkan di Pranti, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul.

"Berdasarkan keterangan dari DB, korban memiliki utang sebesar Rp12 juta-an. Kami juga lakukan pengembangan apabila ada informasi baru ataupun pelaku baru," jelasnya.

Jeffry menambahkan DB merupakan residivis narkoba dan pernah ditahan di Polres Bantul pada 2016.

Baca juga: Polres Bantul tetapkan sopir mobil tabrak 10 motor sebagai tersangka

Kronologi kejadian itu berawal saat Polres Bantul mendapat laporan melalui telepon dari Rumah Sakit Rahma Husada, Jumat pagi, terkait adanya rombongan mengantar korban ke rumah sakit dan meninggalkan nomor telepon.

Berdasarkan laporan pihak rumah sakit, hasil pemeriksaan dan pengecekan kondisi korban didapati korban telah meninggal antara 30 menit sampai delapan jam sebelum ditemukan. Pada tubuh korban terdapat luka lebam dan luka akibat kekerasan.

"Informasi awal dari pihak rumah sakit bahwa pengantar korban meninggalkan nomor telepon, yang akhirnya kami lakukan pemeriksaan lebih lanjut. Saksi bercerita menemukan mayat di Gumuk Pasir dan berniat memberi pertolongan, karena itulah saksi mengantar korban ke rumah sakit," ujar Jeffry.

Baca juga: Jenazah Dubes RI untuk Italia dimakamkan di makam keluarga di Bantul

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023