Jakarta (ANTARA News) - Meski telah memasuki hari kesepuluh pasca-operasi, kondisi mantan Presiden Soeharto belum melampaui masa kritis yang sebelumnya diperkirakan berlangsung antara lima hingga tujuh hari. "Masa kritis belum terlampaui," kata Direktur Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Adji Suprajitno kepada pers di Jakarta, Rabu. Menurut dia perbaikan fungsi saluran pencernaan mantan orang terkuat di Indonesia pada masa orde baru itu berjalan lambat sehingga asupan makanan ke saluran cerna belum sesuai target. Anggota Tim Dokter Kepresidenan yang merawat HM Soeharto, Djoko Raharjo menjelaskan asupan makanan yang berhasil diserap oleh saluran cerna Presiden kedua RI itu baru mencapai 1000 kalori. "Harapannya dia bisa menyerap setidaknya 2.000 kalori," katanya seraya menambahkan dalam kondisi normal asupan kalori manusia dewasa sekitar 2.500 kalori. Ia menambahkan pula bahwa fungsi ginjal HM Soeharto hingga saat ini juga masih terganggu dan meski sudah sadar penuh namun kadar haemoglobin dalam darahnya baru mencapai 9,3 gr %. Djoko menjelaskan pula bahwa tim dokter harus ekstra hati-hati dalam menentukan kebijakan pengobatan bagi HM Soeharto mengingat usianya yang telah tua dan komplikasi penyakit yang dideritanya. "Kita harus hati-hati karena berada dalam koridor yang sangat sempit. Beliau sudah tua dan gangguan yang dialami macam-macam," katanya. Menurut dia, selain mengalami gangguan otak permanen mantan Presiden Soeharto juga mengalami gangguan pada paru-paru, ginjal, dan jantung. Hingga saat ini sejumlah pejabat dan sahabat mantan Presiden Soeharto juga masih terlihat datang ke RSPP untuk menjenguk Presiden RI kedua itu salah satunya adalah mantan Menteri Tenaga Kerja Abdul Latief. Abdul Latief datang ke RSPP pada Rabu siang.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006