Tanah Bumbu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, memperkirakan musim kemarau di wilayah tersebut mulai Juni-September 2023.

"Kami perkirakan tahun ini akan terjadi kemarau panjang hingga empat bulan," kata Kepala Pelaksana BPBD Tanah Bumbu Sulhadi di Batulicin, Senin.

Untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Sulhadi mengatakan, BPBD Tanah Bumbu berkoordinasi dengan seluruh mitra.

Suljadi juga telah menugaskan dua relawan di seluruh desa di Tanah Bumbu untuk membantu penanganan awal bencana dan memberikan informasi lebih cepat kepada BPBD.

Terkait penanganan potensi karhutla, BPBD Tanah Bumbu juga konsolidasi dengan pihak Kepolisian, TNI dan Basarnas untuk menyusun strategi penanganan bencana.

Baca juga: Pemprov Kalsel tetapkan status siaga kabut asap akibat karhutla

BPBD Tanah Bumbu memetakan wilayah yang rawan karhutla, antara lain, Kecamatan Batulicin, Kusan Hulu, Kusan Tengah, Kuranji, Satui dan Sungai Loban.

Menurut Sulhadi, wilayah Tanah Bumbu dan Kotabaru memiliki siklus musim yang berbeda dengan daerah lain yang ada di Kalimantan Selatan.

Seperti pada Desember 2022, Kabupaten Tapin mengalami karhutla namun Kabupaten Tanah Bumbu mengalami hujan deras. Begitu juga sebaliknya, saat Tanah Bumbu kemarau kabupaten lain mengalami hujan.

"Minggu depan BPBD akan melakukan konsultasi dan asistensi penyusunan rencana penanganan bencana lima tahun ke depan ke BNPB," ujarnya.
 
Baca juga: Kalsel siaga darurat kabut asap dan karhutla

Sejauh ini, petugas belum menemukan titik panas atau kebakaran hutan di Kabupaten Tanah Bumbu.

Pada 2021, karhutla terjadi di Kecamatan Kusan Tengah sebanyak enam kejadian, Batulicin (empat kejadian) dan Simpang Empat (satu kejadian). Namun, selama 2022 tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan karena memasuki musim kemarau basah.

"Berdasarkan informasi melalui aplikasi go.id.lapan.firehot, hingga saat ini belum ditemukan titik panas dan diperkirakan musim kemarau di Tanah Bumbu mulai pada Juni-September," kata Sulhadi.
 

Pewarta: Imam Hanafi/sujud mariono
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023