New York (ANTARA) - Sekitar 50 gerbong kereta barang Norfolk Southern tergelincir pada Jumat malam (3/2) di East Palestine, tepatnya pada sebuah kota berpenduduk 4.800 orang di dekat perbatasan Ohio-Pennsylvania, karena masalah mekanis pada poros salah satu gerbong.

Dalam rangkaian kereta barang itu terdapat total 20 gerbong berisi bahan berbahaya, yang 10 gerbong di antaranya tergelincir, menurut Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB), badan pemerintah AS yang bertanggung jawab atas investigasi kecelakaan transportasi sipil.

Masih menurut NTSB, lima dari gerbong-gerbong berisi material berbahaya yang tergelincir itu mengangkut vinil klorida, yakni gas tidak berwarna yang mudah terbakar dan diproduksi secara industrial untuk penggunaan komersial.

Setelah ratusan warga mengungsi dari rumah mereka, petugas melakukan kontrol terhadap bahan kimia tersebut pada Senin (6/2), guna mencegah kemungkinan ledakan. Namun, operasi pengendalian itu disebut telah melepaskan asap beracun yang berpotensi mematikan ke udara.

Paparan vinil klorida dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker hati yang langka, kanker hati primer, kanker otak, kanker paru-paru, limfoma, dan leukemia.

Pembakaran terkendali itu juga akan melepaskan fosgen dan hidrogen klorida. Fosgen adalah gas yang sangat beracun serta dapat menyebabkan muntah dan gangguan pernapasan. Fosgen digunakan sebagai senjata dalam Perang Dunia I.

Sementara itu, sejumlah pejabat merilis pernyataan pada Rabu (8/2), yang mengatakan bahwa penduduk yang dievakuasi di dalam dan sekitar wilayah East Palestine saat ini dapat kembali ke rumah dengan aman.

"Sampel kualitas udara di area bangkai kereta dan di lingkungan permukiman sekitarnya secara konsisten menunjukkan angka yang berada beberapa poin di bawah level skrining keamanan untuk perhatian kontaminasi," sebut para pejabat itu.

Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Jamaal Bowman mengatakan peristiwa tersebut menjadi salah satu darurat lingkungan yang paling mematikan.

"Dan tidak ada seorang pun yang membicarakannya," ujar anggota Partai Demokrat dari New York itu melalui akun media sosial Twitter, Senin (13/2).

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023