Saya kira ini perlu disambut dunia usaha, organisasi-organisasi nelayan, koperasi-koperasi nelayan, supaya ada kesinambungan
Jakarta (ANTARA) - Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) menilai sektor perikanan masih akan menjadi tulang punggung ekonomi biru atau ekonomi kelautan setidaknya hingga 2029.

  “Kami optimis, kalau kita lihat dari studi terakhir, ekonomi perikanan kita itu sampai 2029 masih akan menjadi backbone ekonomi kelautan kita atau ekonomi biru kita. Jadi perikanan dan pariwisata itu masih akan menjadi tulang punggung ekonomi kelautan secara lebih umum,” kata Ketua Umum Iskindo M. Riza Damanik di Jakarta, Senin.

  Riza mengatakan Indonesia memiliki punya banyak waktu untuk segera melakukan upaya untuk mendukung hilirisasi sektor perikanan. Terlebih, Presiden Jokowi pun telah menegaskan komitmen untuk mendorong hilirisasi di sektor tersebut.

  “Saya kira ini perlu disambut dunia usaha, organisasi-organisasi nelayan, koperasi-koperasi nelayan, supaya ada kesinambungan,” katanya.

Baca juga: Iskindo: Nelayan kecil harus dilibatkan dalam hilirisasi perikanan

  Lebih lanjut, Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan itu mengungkapkan sejumlah catatan dalam pengembangan hilirisasi perikanan.

  Menurut Riza, hilirisasi perikanan merupakan satu kepaduan dari hulu hingga ke hilir sehingga dibutuhkan pendekatan kemitraan antara usaha besar dan usaha kecil.

  “Ini penting apalagi kita tahu struktur ekonomi perikanan kita 96-97 persennya adalah pelaku usaha perikanan skala kecil,” katanya.

  Riza juga menekankan pentingnya untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) mumpuni karena hilirisasi memerlukan dukungan inovasi dan teknologi.

  Ia menyinggung Thailand yang sekitar 44 persen dari total pelaku usaha di sektor perikanannya ada di sektor hilir.

  “Kita masih jauh dari itu. Maka PR kita sekarang adalah bagaimana menebalkan atau menambah SDM kita untuk terlibat dalam proses hilirisasi, baik untuk menghasilkan inovasi teknologinya, meningkatkan nilai tambah produk atau masuk ke dalam pasar yang lebih luas,” katanya.

  Hal terpenting dalam hilirisasi perikanan, lanjut Riza, yaitu penguatan di sektor hulu. Ia mencontohkan sektor hulu di budi daya perikanan, misalnya, terkait pakan sehat, mudah didapat dan harganya terjangkau agar harga produknya menjadi kompetitif.

  Begitu pula di perikanan tangkap, yang mayoritas dilakukan dengan kapal kecil, maka perlu ada strategi agar pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk operasional mereka tidak terhambat.

  “Terakhir, kita perlu sadari hilirisasi tidak bisa dilakukan serampangan untuk semua komoditi. Kita harus pilah-pilah. Saya kira kita bisa memulai dari tiga komoditi unggulan, yaitu udang, rumput laut dan tuna,” kata Riza.

Baca juga: Teten: Potensi laut harus diarahkan hapus kemiskinan wilayah pesisir

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023