Terima kasih atas sinergi semua pihak yang telah mewujudkan Kota Mojokerto menjadi daerah yang dinyatakan bebas dari frambusia
Kota Mojokerto, Jatim (ANTARA) -
Kota Mojokerto, Jawa Timur menjadi salah satu kabupaten atau kota di Indonesia yang dinyatakan bebas frambusia dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
 
Bebasnya Kota Mojokerto dari penyakit ini, dalam taklimat media di Mojokerto, Selasa, ditandai dengan penyerahan sertifikat dari Kemenkes dalam acara puncak peringatan penyakit tropis terabaikan atau Neglected Tropical Diseases (NTDs) tahun 2023 yang digelar di Krakatau Grand Ballroom TMII Jakarta Timur, Selasa.
 
Sertifikat diterima oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dari Menkes, Budi Gunadi Sadikin yang didampingi oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu.

Usai menerima penghargaan, wali kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini menyampaikan terima kasihnya atas sinergi semua pihak sehingga Kota Mojokerto menjadi daerah yang berpredikat bebas .

“Terima kasih atas sinergi semua pihak yang telah mewujudkan Kota Mojokerto menjadi daerah yang dinyatakan bebas dari frambusia,” kata perempuan yang akrab disapa Ning Ita itu.
 
Lebih lanjut, bupati menyampaikan bahwa untuk menjadikan Kota Mojokerto bebas frambusia ada berbagai upaya yang telah dilakukan.
 
"Untuk mencegah frambusia deteksi dini untuk terus kita lakukan khususnya pada anak-anak. Salah satunya saat skrining kesehatan secara rutin di Posyandu dan pemeriksaan kesehatan di sekolah dasar,” kata Ika Puspitsari..

Dalam sambutannya Menkes Budi Gunadi menyampaikan bahwa penyakit tropis terabaikan atau Neglected Tropical Diseases (NTDs) yaitu disebabkan oleh patogen dan untuk menghadapi penyakit ini ada empat hal yang harus dilakukan.
 
“Menghadapi penyakit ini ada empat jurusnya pertama prokesnya harus kita jaga, kedua surveillansnya mesti bagus, ketiga kalau ada vaksin kita kasih vaksin, dan keempat adalah perawatannya atau obat-obatannya,” katanya.
 
Frambusia merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum pertenue. Penyakit ini cenderung disebabkan oleh lingkungan yang kumuh dan kurangnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat seperti jarang mandi dan jarang berganti pakaian.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan untuk tahun 2024 untuk bebas frambusia.

Baca juga: Jakarta Timur bebas penyakit kulit dan kaki gajah

Baca juga: Kemenkes beri apresiasi Kediri sebagai kota bebas frambusia

Baca juga: Dinkes Lebak temukan 15 warga Badui positif frambusia

Baca juga: Ada 70 kasus penyakit kulit frambusia di Yepen, Papua


 

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023