Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia naik tajam terhadap dolar pada awal perdagangan Senin, karena otoritas AS meluncurkan langkah-langkah darurat untuk menopang kepercayaan pada sistem perbankan setelah kegagalan bank, sementara harga minyak yang menguat mendorong saham Rusia lebih tinggi.

Dolar AS turun tajam pada Senin karena pihak berwenang mengambil langkah untuk mengatasi kejatuhan dari keruntuhan tiba-tiba Silicon Valley Bank, dengan investor berharap Federal Reserve akan mengambil jalur moneter yang kurang agresif.

Pada pukul 07.44 GMT, rubel menguat 0,8 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan di 75,53 dan naik 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 80,96 versus euro. Rubel juga menguat 0,3 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan di 10,94.

"Dolar melemah karena meningkatnya ekspektasi bahwa masalah dalam sistem perbankan AS dapat menghentikan siklus pengetatan Federal Reserve," kata Andrei Kochetkov dari Otkritie.

Rubel berada pada titik terkuatnya terhadap dolar dalam hampir seminggu. Penurunan harga minyak akhir pekan lalu dan data yang merinci surplus neraca berjalan Rusia yang menyusut telah memberi tekanan pada mata uang.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,6 persen menjadi diperdagangkan di 83,3 dolar AS per barel, mendukung indeks saham Rusia.

Indeks RTS berdenominasi dolar terangkat 1,3 persen menjadi diperdagangkan pada 954,8 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel menguat 0,6 persen menjadi diperdagangkan pada 2.289,4 poin.

Baca juga: Dolar anjlok karena kemungkinan jeda suku bunga setelah runtuhnya SVB
Baca juga: Yuan terangkat 280 basis poin menjadi 6,9375 terhadap dolar AS
Baca juga: Minyak jatuh di Asia, kekhawatiran suku bunga naik guncang investor

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023