Rasanya sangat zalim kalau kita membiarkan air yang begitu bersih dan berlimpah terbuang percuma tidak termanfaatkan dengan baik
Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar meminta jajarannya untuk lebih bijak dalam memanfaatkan air bersih, terutama di lingkungan kementerian.

"Rasanya sangat zalim kalau kita membiarkan air yang begitu bersih dan berlimpah terbuang percuma tidak termanfaatkan dengan baik," ujar Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar saat menjadi pembina apel gabungan di lingkungan Kementerian Desa PDTT di Jakarta, Selasa.

Ia menekankan air bersih merupakan aset kehidupan yang harus dijaga. Dengan demikian akan terwujud nilai kesadaran, mental, dan motivasi, dalam bekerja agar lebih baik dan maksimal dengan prinsip sense of belonging.

"Misalnya kalau ada air kran yang terbuka dan terbuang percuma, ya kita nggak usah nunggu orang lain atau nunggu petugasnya, ya kita tutup," kata Gus Halim, demikian ia biasa disapa.

Baca juga: Menteri PUPR: Suplai air bersih kunci cegah penurunan tanah Jakarta

Ia mengingatkan bahwa akhir-akhir ini banyak terjadi kekurangan air bersih di beberapa daerah disebabkan penurunan kualitas air dari waktu ke waktu.

Atas dasar itulah ia meminta agar seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Desa PDTT memanfaatkan serta mengontrol keberadaan air di lingkungan kementerian agar mengalir sesuai dengan kebutuhan.

"Kita tidak bisa membayangkan seandainya kita tidak diberikan karunia air. Apalagi kalau kita melihat daerah-daerah yang kekeringan kekurangan air," tuturnya.

Dalam kesempatan itu ia mengajak jajarannya agar aset-aset yang telah dititipkan oleh negara, seperti air bersih dimanfaatkan sesuai dengan keperluan tugas dan fungsinya.

"Saya mengajak kepada kita semua untuk terus berupaya berikhtiar menjaga aset-aset kita, yang itu adalah milik kita, tanggung jawab kita," ucap Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar.

Baca juga: Mendes PDTTT minta Program Tekad maksimal agar dirasakan masyarakat

 
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023