Jakarta (ANTARA) - Para peneliti dari University Bloomington, Indiana, Amerika Serikat (AS) menggunakan organoid, bola-bola sel otak manusia yang tumbuh di piringan, untuk dihubungkan dengan komputer dan digunakan untuk memecahkan persamaan matematika.

Pekerjaan ini, merupakan langkah awal untuk menggunakan jaringan otak hidup sebagai bentuk kecerdasan buatan atau dikenal sebagai Artificial Intelligence (AI). Namun tujuan ini dapat menimbulkan pertanyaan etis di masa depan, kata para peneliti dilansir dari New Scientist, Minggu.

Dalam sebuah makalah yang diunggah, Peneliti Indiana University Bloomington, Feng Guo, dan rekan-rekannya mengatakan bahwa mereka telah menciptakan "perangkat keras AI hidup yang memanfaatkan kekuatan komputasi jaringan saraf biologis tiga dimensi (3D) dalam organoid otak".

Makalah tersebut menyatakan bahwa temuan yang disebut "Brainoware” ini mampu belajar dari data pelatihan, dan eksperimen menunjukkan bahwa itu dapat diterapkan di dunia nyata.

AI berbasis komputer menjadi sangat baik dalam tugas-tugas tertentu, tetapi kemajuan ini dicapai dengan menciptakan sistem AI yang semakin besar dan intensif energi, dan melatihnya pada kumpulan data yang semakin besar.

Misalnya, sistem AlphaGo yang pertama kali mengalahkan manusia dalam game. Go dilatih memainkan 160.000 game, lebih banyak dari yang bisa dimainkan manusia seumur hidup.

Otak manusia hanya menggunakan daya sekitar 20 watt, dan orang perlu bermain jauh lebih sedikit game untuk menjadi mahir. Hal ini, mendasari beberapa peneliti berpikir jalan di masa depan adalah biocomputing, yakni menggunakan sel otak hidup sebagai AI.

Pada tahun 2021, Brett Kagan dan rekan-rekannya dari Cortical Labs di Australia juga telah melatih lapisan datar sel otak manusia dan tikus untuk memainkan permainan komputer Pong.

The "DishBrains", sebagaimana tim menyebutnya, ditemukan mampu belajar lebih cepat daripada AI konvensional, atau tanpa menggunakan sel otak manusia.

Sementara “Brainoware”, menggunakan struktur tiga dimensi yang dikenal sebagai organoid otak. Jika sel induk tumbuh dalam kondisi yang tepat, mereka secara spontan akan membentuk organoid otak.

Ukuran organoid tidak tumbuh lebih besar dari beberapa milimeter karena kekurangan pembuluh darah.

Para peneliti menggunakan organoid otak manusia ini untuk memecahkan persamaan non-linear matematika yang disebut peta Hénon, yang terkenal sulit diprediksi karena perilakunya yang kacau.

Baca juga: ChatGPT dan kecemasan termanjakannya generasi muda pada aplikasi AI

Baca juga: AI dinilai bawa potensi sekaligus ancaman bagi bisnis di Indonesia

Baca juga: Sejumlah hal yang harus dihindari sebelum terapkan AI pada bisnis


Penerjemah: Pamela Sakina
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023